Oleh: Maryam Anita)*
Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah memberikan kesempatan baru bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu, program ini juga membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang, melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Melalui kebijakan tersebut, pemerintah menciptakan sebuah wadah kolaborasi yang mempertemukan sektor publik dengan sektor usaha kecil. Salah satu aspek penting dalam program ini adalah penggunaan bahan pangan lokal yang diproduksi oleh UMKM. Dengan demikian, pemerintah dapat mengoptimalkan produksi lokal sambil meningkatkan konsumsi produk-produk tersebut di tingkat masyarakat.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan skema pembiayaan bridging loans atau pembiayaan talangan untuk mendukung UMKM yang ingin berpartisipasi dalam program MBG. Pembiayaan ini akan melibatkan bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Koordinasi sudah dilakukan dengan bank-bank Himbara untuk memastikan skema ini siap dan bisa diakses oleh UMKM yang membutuhkan dukungan finansial untuk ikut dalam program tersebut.
Dengan adanya skema pembiayaan talangan ini, para pelaku UMKM diberikan ruang untuk mengakses dana yang diperlukan tanpa terbebani oleh kekurangan modal. Skema ini juga menjadi solusi konkret bagi mereka yang ingin terlibat dalam program ini tetapi terhambat oleh kendala likuiditas. Diharapkan, dengan adanya dukungan pembiayaan dari bank Himbara, UMKM dapat lebih cepat beradaptasi dan memenuhi kebutuhan produksi makanan yang bergizi, sehingga mereka bisa berpartisipasi secara maksimal dalam upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu.
Bagi UMKM, keterlibatan dalam program MBG ini tidak hanya memberikan dampak positif pada volume penjualan, tetapi juga meningkatkan daya saing mereka di pasar yang lebih luas. Keberhasilan para pelaku usaha kecil dalam menyediakan bahan baku makanan yang berkualitas dan bergizi akan membuka peluang untuk memperluas jangkauan pasar dan mendapatkan lebih banyak konsumen. Selain itu, kerjasama dengan pemerintah memungkinkan mereka untuk mengakses berbagai bantuan yang tersedia, seperti pelatihan keterampilan, peningkatan kualitas produk, dan dukungan keuangan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan keyakinannya tentang dampak positif program MBG terhadap perekonomian Indonesia merupakan pandangan yang sangat relevan dan menggugah. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendorong sektor ekonomi secara keseluruhan, terutama bagi UMKM yang berada di berbagai daerah.
Dampak langsung yang paling terlihat tentu saja adalah manfaat bagi penerima manfaat, terutama keluarga atau individu yang kurang mampu. Program MBG memberikan akses yang lebih besar kepada mereka untuk mendapatkan makanan bergizi, yang akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas mereka. Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana program ini dapat memberikan efek multiplier yang signifikan terhadap perekonomian daerah, khususnya pada tingkat mikro.
Tidak hanya itu, program ini juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama di sektor pertanian dan kuliner. UMKM yang terlibat dalam program ini, seperti rumah makan, katering, dan produsen bahan makanan lokal, akan membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat. Dengan demikian, pemerintah dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.
Pernyataan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengenai tujuan program MBG menyajikan gambaran yang sangat jelas tentang bagaimana program ini dapat berperan besar dalam pembangunan Indonesia, baik dari segi ekonomi, pengentasan kemiskinan, maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Tujuan utama MBG adalah membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, sebuah cita-cita besar yang membutuhkan kontribusi dari berbagai sektor, terutama dalam hal gizi dan pendidikan.
Dari sudut pandang gizi, program ini menjanjikan dampak yang signifikan dalam peningkatan pemenuhan kebutuhan gizi bagi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan, seperti anak sekolah, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Peningkatan gizi yang merata tentu saja akan berkontribusi pada tumbuh kembang anak-anak dan generasi muda yang lebih sehat dan kuat, yang pada akhirnya akan menjadi tenaga kerja yang lebih produktif dan memiliki potensi untuk mengembangkan diri secara maksimal.
Dengan adanya program MBG, masyarakat yang kurang mampu akan mendapatkan manfaat langsung berupa akses terhadap makanan bergizi tanpa beban biaya. Pada saat yang sama, sektor UMKM juga mendapatkan manfaat berupa peningkatan pendapatan dan peluang untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas.
Secara keseluruhan, sinergi antara pemerintah dan UMKM dalam program makan bergizi gratis dapat dianggap sebagai peluang ekonomi yang menjanjikan. Kerjasama ini tidak hanya mendukung keberlanjutan usaha kecil, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dan UMKM, melalui kolaborasi yang terjalin, dapat menciptakan sebuah model pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi seluruh lapisan masyarakat.
)* Penulis merupakan pengamat ekonomi