Oleh: Raka Aditya Putra )*
Judi online semakin marak dan mengkhawatirkan, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif. Berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan, lembaga keagamaan, dan pemerhati sosial, telah menunjukkan kesadaran tinggi dalam mencegah dampak buruk judi online. Salah satunya datang dari Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI), yang secara aktif mengedukasi masyarakat tentang bahaya perjudian daring.
Ketua Umum Prima DMI, Munawar Khalil, menegaskan bahwa judi online bukan sekadar masalah hukum, tetapi juga tantangan moral yang berpotensi merusak tatanan sosial dan ekonomi. Ia menyampaikan bahwa fenomena ini berkembang pesat karena kemudahan akses internet, kurangnya literasi digital, serta lemahnya regulasi terhadap aktivitas perjudian daring. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa diajak untuk bersatu dalam upaya pemberantasan judi online.
Prima DMI mengusulkan delapan strategi untuk menangani permasalahan ini. Beberapa di antaranya adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus judi online, pemblokiran situs secara transparan, serta kolaborasi dengan lembaga kepolisian dan institusi pendidikan untuk meningkatkan literasi digital. Sekretaris Jenderal Prima DMI, Affandi Ismail Hasan, menekankan bahwa organisasi ini memiliki tanggung jawab moral dalam membina generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam perjudian daring.
Selain itu, Prima DMI juga berencana membentuk Duta Digital untuk mengampanyekan literasi digital Islami dan menyebarkan narasi positif guna melawan promosi judi online. Dalam upaya rehabilitasi korban, mereka akan mendirikan Judol Crisis Center yang menyediakan layanan konseling psikologis dan spiritual. Mereka juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membantu keluarga terdampak serta memberikan edukasi finansial untuk mencegah kerugian akibat judi daring.
Tidak hanya itu, langkah-langkah preventif lainnya juga dilakukan melalui inisiatif petisi nasional yang menekan pemerintah agar bertindak lebih tegas dalam memberantas situs-situs judi online. Direktur Literasi Digital Remaja Masjid Prima DMI, Indra Syahfirman, menyampaikan bahwa organisasi ini tidak hanya menuntut pemberantasan judi daring, tetapi juga menawarkan solusi konkret untuk mencegah masyarakat dari terjerumus ke dalam praktik tersebut.
Kolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga dilakukan dalam menyusun panduan fikih kontemporer tentang judi online. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai larangan perjudian dari perspektif agama.
Pemerhati sosial digital dan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI), Rana Setiawan, mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Prima DMI. Menurutnya, pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor yang diterapkan oleh organisasi ini dapat memberikan edukasi yang lebih luas dan efektif kepada masyarakat.
Judi online bukan sekadar masalah keuangan, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental individu yang terjerat dalam praktik ini. Dalam Kongres XVIII Muslimat NU, bahaya judi online dan pinjaman online (pinjol) menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam forum bahtsul masail. Prof. KH. Asrorun Niam Sholeh, Katib Syuriah PBNU, menyoroti dampak negatif perjudian daring terhadap kesehatan mental, yang dapat mengarah pada gangguan psikologis serius.
Menurut Prof. Niam, kesehatan mental dalam Islam menekankan keseimbangan antara kesejahteraan rohani dan jasmani. Ia menegaskan bahwa individu yang terjebak dalam judi online sering kali mengalami stres berat hingga kehilangan kendali atas kehidupan mereka. Faktor lingkungan, trauma, dan tekanan ekonomi menjadi pemicu utama yang memperparah kondisi psikologis mereka.
Kasus-kasus yang sering terjadi adalah individu yang terlilit hutang akibat judi online atau pinjol, yang pada akhirnya berdampak pada keharmonisan keluarga. Dalam beberapa kejadian, suami yang kecanduan judi daring rela menggadaikan rumah dan aset keluarga lainnya, yang pada akhirnya menyebabkan tekanan mental bagi anggota keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dalam mendidik anak-anak mereka tentang bahaya judi online. Parenting yang berbasis pada nilai-nilai agama dan moral dapat menjadi benteng utama dalam mencegah generasi muda terjerumus dalam perjudian daring. Edukasi dini dan pengawasan terhadap aktivitas digital anak-anak juga perlu ditingkatkan guna membangun kesadaran tentang risiko yang ada.
Sebagai langkah lanjutan, seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, dan pemerintah, harus bekerja sama dalam upaya pemberantasan judi online. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan ini. Dengan sinergi yang kuat, generasi muda dapat diselamatkan dari dampak negatif perjudian daring, sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang bermoral, cerdas, dan siap menghadapi masa depan tanpa terjerumus dalam praktik perjudian.
Melalui gerakan #BerantasJudol dan berbagai upaya strategis lainnya, Prima DMI dan elemen masyarakat lainnya telah menunjukkan komitmen besar dalam melawan judi online. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapan untuk mewujudkan generasi yang bebas dari pengaruh negatif perjudian daring semakin nyata. Semua pihak diharapkan terus berkontribusi dalam membangun kesadaran kolektif guna menjaga masa depan bangsa dari ancaman judi online yang kian meresahkan.
)* Pengamat Kebijakan Sosial – Lembaga Sosial Madani Institute
