Jakarta – Kelompok pengusaha wanita di Indonesia kini memainkan peran kunci dalam menggerakkan pemerataan ekonomi nasional. Dengan semakin berkembangnya jumlah pengusaha perempuan yang terlibat dalam berbagai sektor industri, pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Menurut Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, pengusaha perempuan sering menghadapi kendala dalam mengakses pembiayaan dan modal usaha, yang menghalangi perkembangan bisnis yang dipimpin. Melihat berbagai masalah tersebut, Kadin Indonesia pun memiliki strategi untuk memberdayakan perempuan.
Salah satu strategi yaitu dengan menyediakan program pelatihan berbasis kebutuhan pasar, sehingga perempuan dapat mengakses lebih banyak peluang kerja. Ujar Teguh Anantawikrama selaku Wakil Ketua Umum Kadin.
Teguh Anantawikrama berpendapat bahwa pemberdayaan perempuan di Indonesia seharusnya tidak hanya difokuskan pada kesetaraan gender, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk membangun kekuatan ekonomi yang kokoh. Menurutnya, pemberdayaan perempuan merupakan kunci penting dalam mencapai pertumbuhan nasional yang berkelanjutan.
“Upaya ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perempuan, agar dapat berkembang serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan bangsa,” ujar Teguh.
Teguh meyakini bahwa Indonesia akan dapat membuka potensi besar dari populasi perempuannya, dan menjadikannya motor penggerak ekonomi nasional. Pemberdayaan perempuan memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di berbagai sektor, yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global.
Ketua Umum Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI), Munifah Syanwani, mengungkapkan bahwa kontribusi perempuan dalam UKM sangat penting, khususnya dalam bidang kuliner, produk rumah tangga, dan fashion. Produk-produk yang dikelola oleh perempuan, baik itu dalam bentuk makanan maupun barang rumah tangga, memberikan sumbangan signifikan dalam memperkuat perekonomian lokal dan nasional.
Perempuan tidak hanya menjalankan usaha kecil, tetapi banyak dari mereka yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, ungkap Munifah.
Namun, Munifah juga mengakui bahwa perempuan masih menghadapi tantangan dalam dunia usaha. Salah satu tantangan utama adalah stigma negatif yang terus melekat pada perempuan, khususnya pandangan yang menganggap mereka tidak mampu bersaing atau berinovasi di dunia bisnis.
Padahal kenyataannya, banyak perempuan yang sukses mengelola UKM dan UMKM, tidak hanya menopang ekonomi keluarga tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. lanjut Munifah.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan melalui UKM dan UMKM dapat menjadi kunci utama kebangkitan ekonomi Indonesia.