Oleh: Teuku Adi Pranama )*

Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama masa pemerintahannya terus meninjau dan memperkuat pengembangan sektor ekonomi kreatif di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Aceh, dengan tujuan untuk memberdayakan generasi Z. Salah satu inisiatif penting dalam usaha ini adalah melalui kolaborasi antara Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) dan berbagai lembaga pendidikan di Aceh. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada pengoptimalan potensi pendidikan, tetapi juga membangun kapasitas generasi muda serta menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan di sektor ekonomi kreatif.

Melalui berbagai kebijakan dan program, pemerintah menggarisbawahi pentingnya pengembangan ekonomi kreatif di daerah-daerah yang kaya akan budaya dan sumber daya alam yang melimpah, seperti Aceh. Dengan warisan budaya dan seni yang kaya di Aceh, termasuk kain tradisional, kerajinan tangan, serta komoditas unggulan seperti minyak nilam, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Salah satu langkah strategis yang diambil dalam rangka memberdayakan generasi muda di sektor ekonomi kreatif adalah kolaborasi AMANAH dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC). Kerja sama ini bertujuan untuk menyelenggarakan pelatihan bertajuk “X Fashion – Explore Your Passion in Fashion.”

Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan potensi generasi Z Aceh dalam bidang fashion, dengan fokus pada cara mengembangkan produk fashion berbasis lokal yang dapat bersaing di pasar internasional. Dalam sesi pelatihan ini, para peserta menerima materi mengenai perkembangan industri fashion global, strategi untuk menembus pasar internasional dengan menggunakan kain tradisional Aceh (wastra), serta konsep sustainable fashion. Selain itu, mereka juga diajarkan teknik pemasaran dan branding yang diperlukan untuk memperkuat produk mereka di pasar.

Pembicara dan mentor dalam pelatihan ini terdiri dari nama-nama besar di industri fashion Indonesia, seperti Ali Charisma dan Ketua IFC Khairul Fajri. Para mentor tidak hanya membagikan pengetahuan mendalam, tetapi juga pengalaman berharga yang sangat berguna bagi para peserta. Khairul Fajri, dalam sambutannya, menekankan bahwa fashion adalah salah satu sektor yang paling diminati oleh generasi muda di Aceh, yang pada saat yang sama menjadi sektor kedua dengan pendapatan terbesar di industri kreatif Indonesia.

Salah satu mentor utama dalam pelatihan tersebut, Ali Charisma, menekankan pentingnya mempromosikan budaya lokal dalam desain fashion. Ia menjelaskan bahwa kain tradisional Aceh, seperti bordir dan batik Aceh, memiliki potensi besar di pasar global jika diolah dan dipresentasikan dengan cara yang tepat. Selain itu, Charisma juga memberikan beberapa tips kepada para peserta, seperti tetap jujur pada budaya setempat, menentukan target pasar yang tepat, serta menjaga konsistensi dalam berkarya.

Tidak hanya di sektor fashion, AMANAH juga memperluas cakupan kolaborasinya dengan menggandeng Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK). Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan milenial Aceh dalam mengembangkan produk-produk kreatif berbasis minyak nilam, yang merupakan salah satu komoditas unggulan Aceh.

Pelatihan yang dilakukan berfokus pada pengembangan empat produk turunan dari minyak nilam, yaitu parfum, body butter, pomade (minyak rambut), dan sabun body wash. Melalui pelatihan ini, para peserta diajarkan proses pembuatan produk turunan nilam, serta cara memasarkan dan mengembangkan produk-produk tersebut di pasar lokal dan internasional.

Ketua AMANAH, Muhammad Tanwier, menegaskan bahwa pengembangan industri nilam Aceh sangat penting untuk memajukan perekonomian daerah. Menurutnya, nilam adalah salah satu dari sembilan komoditas unggulan Aceh yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama sebagai komoditas ekspor. Ia berharap melalui pelatihan ini, generasi muda Aceh dapat terlibat aktif dalam mengembangkan industri nilam yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Menurut data terbaru, sektor ekonomi kreatif di Aceh menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, industri kreatif, khususnya di bidang fashion dan kerajinan, menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat.

Kolaborasi AMANAH dengan berbagai lembaga, baik di sektor fashion maupun minyak nilam, merupakan salah satu upaya strategis pemerintah dalam memberdayakan generasi Z Aceh di sektor ekonomi kreatif. Dengan adanya pelatihan dan dukungan yang berkelanjutan, generasi muda Aceh memiliki peluang besar untuk mengembangkan karier di sektor kreatif dan berkontribusi dalam memperkuat perekonomian daerah dan nasional.

Pemerintah berharap bahwa dengan kolaborasi dengan lembaga pendidikan seperti ini dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Aceh dan membuka lebih banyak peluang bagi milenial untuk berinovasi serta menciptakan produk-produk berkualitas yang dapat bersaing di pasar global. Melalui semangat kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, generasi muda Aceh kini memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengambil peran aktif dalam pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.

Di masa depan, diharapkan kolaborasi semacam ini tidak hanya membekali generasi muda Aceh dengan keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menciptakan perubahan positif di komunitas mereka. Dengan dorongan yang tepat, generasi muda dapat menjadi penggerak utama dalam memperkuat identitas budaya dan ekonomi Aceh, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

)* Anggota Komunitas Seni dan Budaya Aceh