Oleh: Andika Simangunson )*
Perekonomian Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang positif dan menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir, setelah melewati masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19. Melalui berbagai kebijakan, Indonesia telah berhasil memulihkan ekonominya dengan baik. Keberhasilan pemulihan ekonomi saat ini karena faktor kejelian pemerintah yang mampu secara cermat menganalisis berbagai potensi yang dapat memberikan kontribusi positif untuk memicu pertumbuhan ekonomi nasional. Pemulihan ini ditandai dengan berbagai indikator ekonomi yang positif, termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan investasi, serta membaiknya sektor-sektor strategis seperti manufaktur dan pariwisata, termasuk konsumsi rumah tangga yang menunjukkan peningkatan.
Pemulihan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendukung dunia usaha dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebutkan bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan prestasi yang baik.
Pada Triwulan II-2024, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen. Kementerian Keuangan menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 berada pada rentang 5,0 persen hingga 5,2 persen. Menurutnya, bila kinerja perekonomian bisa dijaga dengan baik hingga akhir tahun, akan menjadi modal yang baik untuk perekonomian nasional ke depan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,05 persen pada triwulan II-2024 menjaga optimisme target kinerja perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi triwulan II ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Komponen konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,53 persen, tumbuh kuat 4,93 persen dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu 2,62 persen.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Triwulan II-2024 utamanya didorong oleh perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih, serta Idul Adha. Sementara investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh menguat sebesar 4,43 persen, berkontribusi sebesar 1,32 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Sektor ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan tinggi, masing-masing sebesar 8,28 persen dan 8,57 persen. Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor migas dan non migas, sedangkan peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong.
Selain itu, reformasi struktural juga menjadi fokus pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonomi. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja, pemerintah berupaya menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan menarik bagi investor. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong investasi baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
Pertumbuhan ekonomi yang positif juga didorong oleh kinerja sektor manufaktur yang mulai bangkit. Sektor ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, dan kebangkitan sektor manufaktur menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pemerintah terus mendorong pengembangan industri berbasis teknologi tinggi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
Tidak hanya sektor manufaktur, sektor pariwisata juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Setelah mengalami penurunan tajam akibat pembatasan perjalanan selama pandemi, sektor pariwisata kini mulai bangkit seiring dengan meningkatnya vaksinasi dan pelonggaran kebijakan perjalanan. Pemerintah pun terus mempromosikan destinasi wisata unggulan dan mengembangkan infrastruktur pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
Di sisi lain, sektor pertanian tetap menjadi penopang perekonomian Indonesia. Dengan potensi alam yang melimpah, sektor ini terus berkontribusi signifikan terhadap PDB nasional. Pemerintah terus mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan dan peningkatan produktivitas melalui berbagai program dan kebijakan. Penggunaan teknologi pertanian modern dan peningkatan akses terhadap pasar menjadi fokus utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Dalam konteks global, Indonesia juga terus memperkuat posisinya melalui kerjasama ekonomi internasional. Sebagai anggota G20, Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai forum internasional untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional dan regional. Perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan strategis dengan negara-negara lain menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan akses pasar dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Selain itu, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan transportasi massal terus digalakkan untuk meningkatkan konektivitas dan memperlancar arus barang dan jasa. Pembangunan infrastruktur yang memadai juga diharapkan dapat mendukung pengembangan wilayah-wilayah terpencil dan meningkatkan pemerataan pembangunan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi fokus utama dalam upaya memperkuat perekonomian nasional. Pemerintah terus mendorong peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pelatihan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global. Investasi dalam pendidikan dan kesehatan menjadi investasi jangka panjang yang sangat penting untuk menciptakan generasi yang produktif dan berdaya saing tinggi.
Pemerintah juga terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru. Industri kreatif seperti film, musik, fashion, dan kuliner memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Dukungan terhadap pelaku industri kreatif melalui berbagai program dan insentif diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional.
Secara keseluruhan, prospek ekonomi Indonesia ke depan terlihat cukup menjanjikan. Dengan berbagai kebijakan dan langkah strategis yang telah diambil, diharapkan perekonomian Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Peningkatan daya saing, inovasi, dan inklusivitas menjadi kunci utama untuk mewujudkan perekonomian yang kuat dan berkelanjutan.
)* Penulis adalah Jurnalis pada Quantum Leap Management