Oleh : Marcellino Angel Krey )*

Masyarakat mengutuk keras tindakan brutal dan tidak manusiawi dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah membakar sekolah di Okbab dan merusak masa depan anak di wilayah berjuluk Bumi Cenderawasih.

Tentu saja aksi pembakaran sekolah yang OPM lakukan jelas sangat merugikan banyak sekali pihak, utamanya yakni dari anak-anak generasi penerus di Papua sendiri, karena mereka tidak bisa belajar dan menuntut ilmu, sehingga perkembangan mereka terhambat hanya karena fasilitas pendidikan yang ada semuanya telah habis terbakar oleh gerombolan separatis itu.

Dengan demikian, ketika para anak Papua tidak bisa lagi melakukan aktivitas belajar di sekolah, maka tentu hal tersebut juga berdampak pada rusaknya masa depan mereka. Oleh karenanya, sudah sangat pantas apabila banyak pihak mengutuk dengan sangat keras aksi OPM yang membakar fasilitas belajar dan mengajar di Bumi Cenderawasih tersebut. Bahkan, sebenarnya bukan hanya satu kali ini saja Organisasi Papua Merdeka melangsungkan tindak demikian, yakni merusak dan membakar fasilitas umum yang sangat bersinggungan dengan kepentingan banyak orang.

Kali ini, gedung di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan menjadi sasaran kebrutalan mereka. Menurut Kepala Operasi Satuan Tugas (Kaops Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Faizal Rahmadani apa yang telah OPM lakukan sangat merugikan anak-anak yang menuntut ilmu dan merusak masa depan generasi penerus dari Papua.

Aparat keamanan menegaskan kemudian pihaknya langsung melakukan pengejaran untuk bisa menindak seluruh pelaku pembakaran sekolah tersebut serta memberikan jaminan ketertiban di wilayah sekitar.

Petugas menyebutkan bahwa terdapat 5 orang pelaku OPM yang terlibat kasus pembakaran sekolah di Okbab, mereka yakni Memokon, Jender Siktaop alias Usoki, dan Aquino Kaladana. Kemudian dua orang lainnya yakni Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.

Kejadian tersebut cerminan dari sebuah kejahatan luar biasa yang jelas patut mendapatkan tindak tegas aparat keamanan. Oleh karenanya, pihak pasukan gabungan memastikan akan memburu seluruh pelaku dan tidak akan tinggal diam begitu saja.

Tidak hanya aparat keamanan saja yang memberikan kecaman, termasuk juga masyarakat dari dunia maya turut mengecam keras OPM karena di satu sisi sebenarnya Pemerintah sudah memberikan banyak sekali akses serta fasilitas agar Papua bisa maju, termasuk salah satunya yakni akses pendidikan berupa sekolah tersebut. Namun justru akses pendidikan yang pemerintah berikan itu justru OPM bakar, sehingga akan semakin banyak kemiskinan serta kebodohan terus merajalela di wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi itu.

Bagaimana tindak keji yang gerombolan teroris musuh negara tersebut lakukan, ternyata semata hanya karena takut kalau anak Papua mendapatkan akses pendidikan yang baik dan lebih maju, maka mereka bisa mengancam keberlangsungan regenerasi OPM sendiri. Sehingga OPM sangat menginginkan supaya masyarakat Papua terus terjerumus dalam lubang kebodohan sehingga mereka akan mudah untuk terpengaruh, terprovokasi dan terpropaganda oleh banyak hoaks yang gerombolan mereka berikan.

Tempat di mana para anak muda generasi penerus dari Tanah Papua yang seharusnya mampu mendapatkan akses belajar justru kini semuanya ludes karena OPM bakar. Hal tersebut kemudian mendatangkan banyak kecaman dari masyarakat karena menyayangkan tindak tidak berperikemanusiaan dari gerombolan separatis itu.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Candra Kurniawan mengatakan bahwa insiden pembakaran tersebut terjadi di Kampung Borban, Distrik Okbab pada Jumat 12 Juli sekitar pukul 11:30 WIT. Merespon adanya tindak pembakaran, kemudian aparat keamanan langsung berupaya untuk melakukan pengejaran pada OPM pelaku pembakar sekolah, karena setelah mereka melakukan aksi keji itu langsung melarikan diri.

Sudah jelas bahwa OPM memang dengan sengaja membakar sekolah agar anak-anak di sana tidak dapat belajar. Padahal sebenarnya justru generasi penerus di Kampung Borban memiliki antusiasme belajar yang sangat tinggi.

Sejumlah tokoh masyarakat Papua pun ikut mengutuk dengan sangat keras dan mengecam bagaimana aksi keji yang OPM lakukan dengan membakar sekolah di Okbab tersebut. Salah satu tokoh pemuda masyarakat, Thomas Tebai mengatakan bahwa memang gerombolan separatis itu kerap melakukan aksi sangat kejam dengan mengganggu dan mengakibatkan situasi tidak kondusif.

Mewakili seluruh masyarakat, Thomas dengan tegas mengutus seluruh aksi OPM dan berharap kepada aparat keamanan gabungan TNI dan Polri untuk bisa memberikan tindak hukum kepada mereka agar situasi di wilayah Bumi Cenderawasih tetap aman, damai dan kondusif.

Aksi OPM yang membakar sekolah di Okbab mendapatkan berbagai respon dari masyarakat hingga aparat keamanan serta tokoh setempat. Mereka semua mengutuk dan mengecam dengan sangat keras bagaimana tindak keji dan biadab tersebut karena jelas merusak masa depan anak-anak generasi penerus di Papua. Tentunya, aparat keamanan diminta untuk tidak ragu dalam menindak tegas kelompok tersebut guna menciptakan stabilitas keamanan di Papua.

)* Mahasiswa Papua Tinggal di Surabaya