Jakarta – Tauhid Ahmad, pakar ekonomi dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), menyampaikan analisisnya tentang situasi ekonomi Indonesia saat ini. Dirinya menilai bahwa perekonomian nasional berada dalam posisi aman dan stabil dengan laju pertumbuhan keseluruhan sekitar 5%.
“Indonesia bersyukur karena pada kuartal pertama sebelumnya ekonomi ditunjang dari kenaikan government expenditure maupun investasi,” kata Tauhid, saat acara wawancara di salah atu stasiun radio di Jakarta.
Menurutnya memang dua indikator tersebut ikut berkontribusi pada ketahanan ekonomi nasional. Adapun tantangannya akan muncul pada kuartal berikutnya yaitu terkait dengan daya beli masyarakat.
“Untuk menjaga perekonomian tetap aman, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan salah satunya melalui sektor investasi,” tuturnya.
Investasi tersebut, lanjut Tauhid, masuk ke dalam sektor riil, khususnya di bagian tenaga kerja. Hal ini perlu dilakukan, guna mempertahankan industri strategis yang memiliki tenaga kerja paling besar, sekaligus sektor UMKM
Tauhid menjelaskan, kenaikan posisi daya saing Indonesia ke peringkat 27 dunia berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR) tahun 2024, menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dilakukan oleh pemerintah, dari tahun ke tahun.
“Hal ini perlu diapresiasi bersama karena upaya pemerintah telah menunjukkan perbaikan dari berbagai sektor ekonomi,” ungkap Tauhid.
Dengan adanya situasi seperti ini, jelas Tauhid, terdapat juga peningkatan yang terjadi pada sektor kinerja ekonomi terutama pasar domestik, harga dan government effectiveness. Hal ini karena adanya keberadaan UU Cipta Kerja yang ternyata menciptakan pasar tenaga kerja yang lebih kompetitif.
Pemerintah cukup mampu dalam memenuhi kondisi pasar domestik, dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Namun, tambahnya, perlu juga adanya kontribusi dari pihak swasta untuk bersama-sama bekerjasama dalam membangun perekonomian nasional, sehingga dapat terjaga pada posisi yang aman dan berkelanjutan.