Masyarakat mendukung penuh upaya dan kerja keras aparat keamanan mulai dari TNI, Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menindak tegas Organisasi Papua Merdeka (OPM), salah satu caranya yakni dengan melakukan penggerebekan pada markas gerombolan separatis musuh negara itu demi kelancaran pembangunan di daerah berjuluk Bumi Cenderawasih tersebut.

Dengan adanya tindak tegas dari aparat keamanan tersebut, yakni langsung bertindak dengan sangat cepat dan tangap, termasuk tidak takut untuk melakukan penggerebekan dan pendudukan markas OPM, menjadikan kekuatan mereka berkurang dan memastikan kedamaian kembali di tengah masyarakat.

Karena memang sejauh ini, salah satu hambatan utama dan terbesar dari bagaimana upaya Pemerintah untuk terus menggencarkan percepatan pembangunan serta kemajuan di Tanah Papua, yakni karena keberadaan OPM dan bagaimana rangkaian kekejian yang mereka lakukan.

Sebagai informasi, bahwa pemerintah terus berupaya dalam melakukan percepatan pembangunan secara merata di seluruh penjuru Nusantara tanpa meninggalkan satu wilayah pun, termasuk itu adalah Bumi Cenderawasih.

Di Papua, pemerintah terus gencar melakukan rangkaian proyek pembangunan, seperti halnya Stadion Papua Bangkir, Jalan TransPapua, pasar khusus perempuan, pengalokasian dana khusus, hingga adanya pembangunan Papua Youth Creative Hub (PYCH).

Oleh karena gencarnya upaya pemerintah dalam membangun wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi itu, maka menjadikan beberapa dari generasi muda penerus bangsa di sana mampu tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak yang sangat berprestasi.

Jose Nerotow, salah seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang sangat berprestasi di bidang matematika. Berkat banyaknya bantuan dari pemerintah dalam bidang pendidikan yang merata dan mampu terakses oleh semua pihak di Papua, bahkan dirinya pernah menjadi dosen muda di Universitas Cenderawasih (Uncen) dan mengajar di depan para mahasiswa mengenai materi Kalkulus.

Bagaimana luar biasa dan cerdasnya Jose, juga sempat menarik perhatian Elon Musk tatkala mereka bertemu pada saat pelaksanaan World Water Forum (WWF) di Bali beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, pemerintah bukan hanya sekedar membangun fisik di Papua saja dengan adanya berbagai proyek infrastruktur, namun pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Bumi Cenderawasih juga terus menjadi perhatian dengan adanya proyek pendidikan gratis.

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XIV menyebutkan bahwa pada tahun 2024 jumlah mahasiswa Papua penerima beasiswa pendidikan tinggi terus mengalami peningkatan hingga menjadi 13.760 orang. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2023 yang hanya 11.500 orang.

Keseriusan pemerintah dalam melakukan percepatan pembangunan, baik secara fisik ataupun kualitas SDM di Papua benar-benar kuat. Dari data Kemendikbudristek pada tahun anggaran 2023, pemerintah telah memberikan beasiswa kepada sebanyak 7.614 mahasiswa asal Bumi Cenderawasih, Daerah Khusus atau 3T dan anak repatriasi atau buruh migran melalui Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK). Keseluruhan jumlah itu, terdapat 1.321 orang atau sekitar 17,35 persen merupakan siswa lulusan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang berasal dari Papua.

Seluruh komitmen dan keseriusan dalam menggencarkan percepatan pembangunan di Papua tersebut nyatanya apabila masih ada Organisasi Papua Merdeka (OPM), maka semuanya sangat terhambat.

Oleh karenanya, aparat keamanan berupaya untuk mengusir gerombolan teroris musuh negara itu, salah satunya dengan menggerebek markas mereka. Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menduduki markas OPM di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya setelah terjadi kontak tembak dengan Satuan Tugas (Satgas) 133/Yudha Sakti. Komandan Satgas, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Andhika Ganessakti menyampaikan bahwa pasukannya berhasil menguasai markas OPM.

Lantaran bagaimana kerja keras pantang menyerah dari aparat keamanan untuk memastikan semua wilayah Bumi Cenderawasih menjadi kondusif dan penuh kedamaian, maka banyak dari masyarakat memberikan dukungan penuh mereka untuk menumpas habis OPM.

Menurut Satgas Media Koops Habema, Letkol Arh Yogi Nugroho bahwa masyarakat Papua dan juga para tokoh adat setempat sama sekali tidak pernah menerima kehadiran gerombolan separatis itu karena mereka selalu melakukan tindakan yang semena-mena serta aksi keji.

Berbagai macam aksi tidak terpuji dan tidak berperikemanusiaan oleh OPM kerap terjadi dan secara nyata mereka lakukan untuk mengintimidasi warga masyarakat. Maka dari itu, dalam menghadapi gangguan Organisasi Papua Merdeka, kemudian para tokoh masyarakat mewakili suara warga setempat, menyampaikan bagaimana dukungan penuh mereka pada operasi aparat keamanan.

Dukungan lain juga datang secara langsung dari Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo yang menegaskan bahwa keselamatan bangsa dan negara di atas segalanya. Bahkan dirinya siap pasang badan secara langsung jika masih saja ada pihak yang mempersoalkan perihal HAM pada upaya tindak tegas aparat keamanan pada OPM.

Tentunya dukungan penuh dari berbagai pihak terus mengalir kepada upaya aparat keamanan dalam menindak tegas Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang mana salah satu bukti nyatanya yakni keberhasilan penggerebekan markas mereka. Semua hal itu demi kelancaran percepatan pembangunan yang pemerintah gencarkan di Papua.