Oleh : Loa Murib

Masyarakat mengapresiasi keberhasilan aparat keamanan menguasai markas OPM di Maybrat, Papua Barat. Tindakan tegas aparat keamanan pada pergerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut bertujuan untuk mendatangkan kedamaian di daerah berjuluk Bumi Cenderawasih itu jelas patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.

Pada 22 Juni 2024, aparat keamanan dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti (Yonif 133/YS) berhasil menduduki markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Keberhasilan ini merupakan hasil dari operasi yang melibatkan kontak tembak antara aparat TNI dan anggota OPM. Prestasi ini mendapatkan apresiasi besar, mengingat pentingnya stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.

Markas OPM yang terletak di tengah Hutan Distrik Aifat Selatan ditemukan oleh tim Satgas Yonif 133/YS. Dansatgas Pamrahwan Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti, Letkol Inf Andhika Ganeshakti mengatakan dalam operasi tersebut pihaknya berhasil menduduki markas OPM pimpinan Jem Fatem dan Hilaski.

Lebih lanjut Letkol Inf Andhika Ganeshakti mengatakan tim sedang melakukan operasi penyergapan ketika mereka menemukan markas tersebut. Saat tim hendak melakukan penyergapan, mereka mendapati empat anggota OPM dengan senjata api rakitan yang kemudian terlibat dalam baku tembak dengan pasukan TNI.

Dalam operasi tersebut, meskipun empat anggota OPM berhasil melarikan diri, aparat keamanan berhasil menguasai markas dan mengamankan sejumlah barang bukti. Barang-barang yang diamankan meliputi satu pucuk senjata api rakitan, empat butir amunisi tajam kaliber 5.56, satu buah selongsong, satu buah magasin, satu helai bendera Bintang Kejora, dua buah solar sel, dua handphone (android dan poliponik), satu buah HT dengan charger-nya, tiga buah pilox, delapan buah senter, satu buah peluit, belasan baterai, satu buah power sel, berbagai macam dokumen kuitansi, beberapa lembar jimat, belasan busur dan anak panah, bahan makanan, serta berbagai atribut OPM.

Letkol Inf Andhika Ganeshakti menekankan pentingnya keberhasilan ini sebagai langkah signifikan dalam upaya menumpas OPM dan menjaga keamanan di Papua. Menurutnya, penemuan dan penyitaan senjata api rakitan beserta amunisinya merupakan hasil yang sangat memuaskan dan menunjukkan dedikasi serta keberanian pasukan TNI dalam menjalankan tugasnya. Dia menambahkan, keberhasilan pasukan TNI dalam tugas ini merupakan bukti keseriusan dan komitmen Satgas Yonif 133 Yudha Sakti yang tergabung dalam pasukan Satgas Pamrahwan dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan negara untuk menumpas OPM

Keberhasilan TNI dalam operasi ini harus mendapatkan dukungan dan apresiasi dari masyarakat setempat. Hal tersebut menunjukkan dukungan penuh kepada TNI dalam upaya menumpas OPM, terutama setelah insiden pembunuhan sopir angkot yang dilakukan oleh kelompok OPM. Dukungan ini penting untuk memperkuat moral pasukan dan meningkatkan efektivitas operasi di lapangan.

Selain itu, Masyarakat Papua juga mengecam keberadaan OPM. Ketua Barisan Merah Putih Provinsi Papua, Max Abner Ohee mengatakan pihaknya menolak keberadaan OPM di Tanah Papua karena telah banyak memakan korban dan meminta aparat keamanan baik itu TNI maupun Polri untuk mengejar dan melakukan penindakan hukum terhadap para pelaku.

Masyarakat Papua menegaskan bahwa mereka tidak akan mentolerir keberadaan OPM di wilayah mereka. Mereka mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan tegas dalam memberantas OPM dan mengembalikan kedamaian serta keamanan bagi seluruh warga Papua. Selain itu, mereka juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu melawan separatisme dan ekstremisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Keberhasilan operasi ini juga menyoroti peran penting aparat keamanan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. TNI, melalui berbagai operasi militernya, telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menumpas kelompok-kelompok separatis yang mengancam stabilitas nasional. Keberhasilan ini adalah bukti nyata dari dedikasi dan profesionalisme aparat keamanan dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu, operasi ini juga menunjukkan pentingnya koordinasi yang baik antara berbagai satuan dan tim di lapangan. Tim Mobile Sakti 1 dan Tim Mobile Sakti 3, yang dipimpin oleh Sertu Dega Jandri Folanda dan Sertu Dimas Nuhali Pardosi, bekerja sama dengan baik dalam menemukan dan menguasai markas OPM. Koordinasi yang baik ini penting untuk memastikan keberhasilan operasi dan meminimalkan risiko bagi pasukan di lapangan.

Keberhasilan TNI dalam menguasai markas OPM di Maybrat merupakan prestasi yang patut diapresiasi. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan keunggulan taktis dan keberanian pasukan TNI, tetapi juga penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di Papua. Dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik antara satuan-satuan TNI merupakan faktor kunci dalam keberhasilan ini. Namun, tantangan ke depan masih ada, dan aparat keamanan perlu terus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok separatis.

Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, diharapkan TNI dan aparat keamanan lainnya dapat terus menjaga kedaulatan dan keamanan negara, serta memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat Indonesia.

*Penulis Adalah Mahasiswa Papua di Surabaya