Bali – Indonesia mendapatkan apresiasi dan banyak pujian atas suksesnya penyelenggaraan WWF ke – 10 yang berlangsung di Nusa Dua Bali. Sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10, prestasi Indonesia dalam memimpin dunia, sekali lagi terbukti, dalam menggelar acara-acara berstandar internasional.

Apresiasi datang baik dari dalam maupun luar negeri. Wakil Sekretaris Jenderal PBB Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan bahwa pihak PBB mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam merumuskan deklarasi dan komitmen bersama mengatasi persoalan air dan sanitasi di WWF Ke-10.

“Atas nama PBB, saya ingin menyatakan penghargaan atas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan forum penting ini,” kata Armida.

Menurutnya, PBB memberikan dua rekomendasi cara menghindari kelangkaan air, kekeringan, dan bencana terkait air dan sanitasi. Pertama, adalah melalui kerja sama untuk sumber air bersama. Kedua adalah investasi sistem data untuk peringatan dini. Data yang lebih akurat tentang system peringatan diri dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana hingga 60 persen.

Sebelumnya, Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon menyatakan merasa kagum melihat Indonesia menggelar WWF Ke-10 2024 Bali. Perhelatan WWF Bali, diakui Loic, jauh lebih profesional dibanding penyelenggaraan WWF sebelumnya.

“Sejak awal 30 tahun lalu, ini yang paling profesional. Paling efisien yang pernah saya lihat,” kata Loic dalam keterangan persnya.

Menurut Loic, WWF ke-10 di Bali juga menjadi penanda kejayaan diplomasi Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan bahwa sebagai tuan rumah penyelenggaraan 10th World Water Forum (WWF) 2024, Indonesia memberikan hasil yang konkrit dan maksimal.

“Semua ini merupakan parameter yang sangat penting bagi kemakmuran umat manusia, sehingga tema besar WWF ke 10 yaitu “Water for Shared Prosperity” sudah sangat tepat agar kita memahami bahwa isu air merupakan permasalahan global yang membutuhkan solusi bersama,” kata Menko Marves Luhut, yang juga selaku Ketua Panitia WWF ke-10 2024.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memandang bahwa setiap negara menghadapi sejumlah tantangan yang saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, Kepala Negara menekankan pentingnya kolaborasi guna menghasilkan langkah-langkah strategis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Oleh karena itu, kolaborasi dan solidaritas sangat penting untuk menghasilkan langkah-langkah strategis, konkret, dan taktis dalam penyelesaian masalah bersama,” Kata Jokowi.

Selain itu, penyelenggaraan WWF ke 10 yang digelar di Bali ternyata juga terbukti menggeliatkan sektor pariwisata dan UMKM baik lokal maupun secara nasional.

Disisi lain, Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak, menyebut kepercayaan Bali menyelenggarakan event internasional tak terlepas dari suksesnya pengamanan dan sinergitas aparat keamanan dan masyarakat.

“Selain peran Polri, pecalang ikut turut andil dalam suksesnya WWF. Sinergitas tersebut sangat penting untuk mencegah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tengah WWF,” kata Nyoman.

Lebih lanjut, WWF bagi Nyoman berdampak besar bagi Bali. Sepeti naiknya pariwisata hingga naiknya pererkonimian masyarakat. [-red]