Oleh : Ahmad Dzul Ilmi Muis )*

World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali tahun ini sukses terus mendorong terjadinya peningkatan perekonomian dan juga perputaran uang, khususnya di wilayah berjuluk Pulau Dewata tersebut.

Bukan tanpa alasan, pasalnya memang gelaran WWF ke-10 di Bali itu mampu memberikan banyak sekali dampak atau manfaat secara positif yang nyata serta besar terhadap bagaimana pergerakan ekonomi.

Dengan terjadinya peningkatan perekonomian serta perputaran uang pada masyarakat, khususnya di Bali, tentu semakin mendorong pula terwujudnya kualitas hidup yang semakin sejahtera bagi mereka, sehingga dengan kata lain, ajang World Water Forum (WWF) ke-10 tahun ini sangat bermanfaat bagi warga setempat.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kabaparekraf), Sandiaga Uno bahwa sebanyak 50 ribu wisatawan datang ke Bali hanya untuk ajang Forum Air Tingkat Dunia tersebut.

Sebanyak 50 ribu orang wisatawan itu, kemudian memiliki jumlah spending setidaknya per delegasi yang mengacu pada event sejenis, yakni hingga sekitar Rp 34 juta. Oleh karena itu, maka akan terjadi lebih dari setengah triliun rupiah atau Rp 500 miliar orang berbelanja secara langsung bagi ekonomi di Bali dan Indonesia tentunya dengan adanya perhelatan World Water Forum.

Bahkan, dalam perhitungan ke depan nantinya bukan tidak mungkin terjadi perputaran ekonomi secara keseluruhan hingga mencapai pada angka Rp 1,5 triliun. Hal tersebut mengingat para delegasi berbagai negara tentunya tidak datang hanya sendirian saja, melainkan mereka biasanya juga tentu mengajak orang terdekatnya. Bukan hanya itu, namun masih juga ada perputaran ekonomi yang terjadi bukan hanya berasal dari spending para delegasi saja, melainkan hal lain lagi.

Kemudian dampak yang lebih besar lagi dari pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke-10 di Bali adalah kepemimpinan Indonesia selaku tuan rumah pada ajang internasional mampu mendorong terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

Adanya pengelolaan sumber daya air berkelanjutan tersebut kemudian akan terus berlanjut dengan sekitar 100 hingga 120 proyek, yang mana hal tersebut mampu memberikan dampak pada investasi turunan dan lanjutan selama 5 sampai 10 tahun ke depan dengan nilai sekitar Rp 120 triliun.

Dari adanya promosi itu, penyelenggaraan WWF ke-10 pada tahun 2024 ini tentunya sukses memberikan reputasi positif yang sangat efektif untuk Pulau Dewata. Bahkan dalam hanya waktu satu bulan terakhir saja, pencarian akan kata kunci ‘World Water Forum’ mengalami peningkatan secara signifikan dengan lebih dari sebanyak 1.800 pencarian harian, yang mana 45 persen berasal dari luar negeri seperti wilayah Pasifik, Asia Timur, Aisa Selatan, Eropa Barat, Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Hanya dalam waktu satu pekan terakhir ini saja, terdapat sebanyak 190 berita global dan nasional mengenai WWF, sehingga menjadikan seluruh pihak di Indonesia berkomitmen sangat kuat utamanya dalam penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) yang berkelanjutan sehingga perhatiannya tidak hanya berfokus pada terjadinya peningkatan dalam aspek ekonomi saja, tetapi juga secara sosial dan lingkungan.

Selain itu, Forum Air Tingkat Dunia tersebut juga telah menghasilkan adanya Deklarasi Menteri pada akhir terjadinya pertemuan Tingkat Menteri WWF ke-10. Sebanyak 106 negara dan 27 organisasi internasional turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Pengesahan Deklarasi Menteri juga mendorong terwujudnya sebanyak 113 proyek yang bernilai hingga 9,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS), yang mana antara lain adalah proyek percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga dan proyek pengelolaan air limbah domestik bagi sebanyak 300 ribu rumah tangga.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa dalam perhelatan World Water Forum ke-10 di Bali yang mampu mendatangkan hingga sebanyak ribuan delegasi itu bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut pada kuartal kedua tahun 2024 ini.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan bahwa penyelenggaraan WWF ke-10 di Bali memberikan dampak sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata dan melanjutkan tren positif sejak kuartal pertama tahun 2024. Dirinya melihat bahwa adanya event Forum Air Tingkat Dunia itu bisa menjadi boosting terhadap ekonomi di Bali, terlebih karena memang mendatangkan banyak wisatawan mancanegara.

Sebagai tuan rumah, Indonesia khususnya Bali juga mendapatkan kesempatan untuk bisa menjadi percontohan dunia dalam pengelolaan air dengan sistem Subak yang telah menjadi salah satu warisan dunia yang UNESCO akui.

Sehingga WWF telah sangat sukses untuk mendorong terwujudnya peningkatan dalam berbagai macam sektor di Indonesia, khususnya bagi Bali sendiri selaku tuan rumahnya. Termasuk pula, peningkatan terjadi dalam sektor perekonomian dan adanya perputaran uang yang mendatangkan kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini tentu saja menambah catatan positif bagi Pemerintah dan Indonesia yang selama ini sukses menggelar berbagai event internasional.

)* Penulis adalah Alumni Fisip Unair