5/20/20242 min read

Denpasar, – World Water Forum (WWF) adalah forum dunia yang fokus pada menjaga keberadaan air dan secara berkelanjutan mendiskusikan tentang masalah yang dihadapi air dari masa ke masa.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati (Unmas) Dr. Kt. Sukawati Lanang P. Perbawa, S.H., M.Hum., disela-sela bakti sosial sekitar 200 mahasiswa dan dosen yang didukung pula oleh LSM Bli Braya sekitar 50 orang di Danau Buyan, desa Pancasari, Buleleng, Sabtu 18 Mei 2024.

Pada penyelenggaraan yang ke-10 WWF, yang kali ini diadakan di Bali, 18 – 25 Mei 2024. Menurut Lanang harus ada dukungan nyata dari masyarakat Bali, karena kegiatan ini sangat menguntungkan bagi Bali, pertama dari segi pariwisata, terbukti Bali memang selalu dipilih sebagai destinasi kelas satu yang pantas bagi kegiatan setingkat kepala negara. Kedua, Bali sendiri merupakan destinasi air, karena memiliki banyak mata air, sejumlah danau, sungai dan di kelilingi oleh lautan yang tenang dan juga lautan bergelombang besar.
Sehingga bagi Bali, air adalah persoalan utama karena pada kesehariannya, masyarakat Bali sangat membutuhkan tidak saja air bersih, tapi juga air suci yang digunakan dalam kehidupan beragama.
Karena itu sudah seharusnya lah, masyarakat Bali selalu berkegiatan positip pada lingkungan untuk menjaga sumber air, salah satunya dengan membersihkan sampah dan menjaganya dari pencemaran. “Diperlukan aksi nyata yang lebih besar dalam pelestarian ini. Sesuai konsep leluhur Bali yaitu danu kerthi, segara kerthi, wana kerthi dan jagad kerthi.”

Jadi kegiatan WWF itu selaras dengan kebajikan masyarakat Bali yang secara terus-menerus dalam seluruh kehidupan dalam bentuk kebudayaan yang didasari agama Hindu, menggunakan air sebagai sarana penyucian.

“Dan bila sekarang WWF diadakan di Bali,” kata pria berambut putih ini, anang “Masyarakat Bali juga harus lebih gencar mencari solusi pada persoalan air, sehingga secara merata nantinya di Bali, masyarakatnya punya akses pada sumber air, baik itu untuk kebutuhan sawah, peternakan dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya.”

Acara pengabdian masyarakat FH Unmas dan Bli Braya ini juga diisi dengan sembahyang bersama, penyerahan punia utk pura dan pemangku dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih di pura dan area pura serta terakhir memberi penyuluhan hukum untuk warga di SMA Candi Emas Pancasari.
Menurut Lanang tujuan kegiatan ini juga menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, menyukseskan WWF, “Dan kebetulan hari ini Tumpek uye/kandang dimana kearifan lokal kami berupa menghormati binatang, dan disini diisi dengan simbolis melepas burung 11 ekor si Pura Ulun Danu serta dan melepas bibit ikan 20 ribu ekor di danau Buyan.”

Ini ikut menjalankan konsep Nangun sat Kerthi Loka Bali dalam hal ini danu kerthi, segara kerthi, wana kerthi dan jagad kerthi. Sesui juga dengan konfrensj WWF menjaga dan memelihara air dan sumber mata air beserta ekosistemnya yaitu pohon dan hutan sekitar. Hal ini selaras dengan pemberian penghormatan UNESCO kepada bali yaitu Tukad Pakerisan, batur, jati luwih dan Taman Ayun yang juga merupakan sumber air di Bali.