Oleh. Frank Benard )*
Pertemuan internasional World Water Forum (WWF) ke-10 yang dilaksanakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 merupakan forum penting bagi negara – negara di dunia duduk bersama – sama mencari solusi atas permasalahan yang ada terkait sumber daya air dunia. Selain itu juga forum Ini menjadi forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan dan penanganan masalah air yang diselenggarakan bersama oleh World Water Council dengan Pemerintah Indonesia.
Pertemuan WWF ke-10 menyediakan platform penting bagi semua pemangku kepentingan di sektor air dalam skala global. Hal ini merupakan tonggak besar kontribusi Indonesia terhadap upaya masyarakat global dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.
Terkait hal tersebut, Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Manajemen Sumber Daya Air Firdaus Ali menegaskan Indonesia menekankan pentingnya peran air dalam kehidupan semua mahkluk hidup. Mengingat berbagai tantangan air global seperti kelangkaan, pencemaran, dan bencana alam akibat perubahan iklim, Indonesia ingin menjadikan air sebagai sumber kesejahteraan dan perdamaian bukan konflik.
Adapun WWF ke-10 mengangkat 6 subtema, antara lain : Ketahanan dan Kesejahteraan Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerja Sama, dan Diplomasi Air, Pembiayaan Air Berkelanjutan, dan Pengetahuan dan Inovasi.
Pada Subtema pertama terkait Ketahanan dan Kesejahteraan Air, membahas pengaruh kuantitas dan kualitas air, salah satunya akibat perubahan iklim terhadap ketahanan pangan, energi, serta ketersediaan air bersih dan sanitasi. Pokok bahasan tersebut sangat penting untuk dicarikan solusinya karena terkait dengan kuantitas dan kualitas air. Seperti diketahui bahwa akibat perubahan iklim yang terjadi saat ini mempengaruhi kualitas dan kuantitas air dunia.
Air merupakan unsur penting pendukung kehidupan di semesta. Air mendukung kehidupan alam, sosial, dan ekonomi. Manusia membutuhkan air untuk mengairi lahan pertanian, untuk mendukung operasional industri, untuk menghasilkan energi dan lainnya. Perubahan iklim sangat memengaruhi ekosistem bumi, kehidupan, serta kesejahteraan masyarakat. Perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat besar bagi pembangunan dan keamanan manusia. Perubahan iklim menyebabkan perubahan siklus air, kenaikan suhu bumi, kenaikan muka air, dan terjadinya iklim ekstrim.
Pada Subtema kedua terkait Air untuk Manusia dan Alam. Tentunya hal itu tidak dapat dibantahkan lagi dimana Air memiliki peran penting untuk kehidupan manusia dan alam. Air adalah elemen penting bagi kehidupan manusia di bumi. Untuk menjawab pertanyaan mengapa air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, perlu dipahami bahwa sebagian besar tubuh manusia, bahkan hingga tiga per empat bagian terdiri dari air.
Manfaat air bagi kehidupan sehari-hari manusia misalnya adalah untuk minum. Minum air putih secara cukup memberikan berbagai manfaat bagi tubuh manusia, seperti meningkatkan metabolisme, membantu pencernaan, menjaga kebutuhan cairan tubuh, menyegarkan badan, menjaga kecantikan kulit, dan menunjang berbagai fungsi tubuh agar berjalan seimbang. Studi menunjukkan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan penurunan metabolisme tubuh.
Pada Subtema ketiga terkait Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana. Disinilah pentingnya optimasi manajemen sumber daya air. Kelebihan air (banjir) maupun kekurangan air (kekeringan) seringkali terjadi pada waktu yang bersamaan namun berbeda lokasi. Buruknya manajemen ruang yang berkaitan dengan sumber daya air yaitu ketika terdapat air dalam jumlah besar (too much) kita tidak mampu menampung atau menyimpannya, dan ketika musim kemarau ketersediaan air tidak mampu mencukupi kebutuhan (too little).
Pada Subtema keempat terkait Tata Kelola, Kerja Sama, dan Diplomasi Air, pentingnya ada suatu kerjasama negara – negara didunia dalam melakukan tata kelola yang baik agar kuantitas dan kualitas air didunia dapat tetap terjaga, meski mendapatkan tantangan dan ancaman yang besar dari kondisi perubahan iklim. Pada forum WWF ke – 10 di Bali sangat diperlukan pembahasan secara kongkrit terkait tatakelola dan diplomasi air agar ancaman yang ada dapat diantisipasi dan disepakati solusinya secara bersama – sama.
Subtema kelima, terkait pembiayaan air berkelanjutan, menjadi hal yang tidak kalah penting karena akan menentukan bagaimana komitmen negara – negara didunia dalam pembiayaan air berkelanjutan. Indonesia contohnya dalam jangka pendek, Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa target terkait pengelolaan Sumber Daya Air berkelanjutan tahun 2024 antara lain, 100% perumahan dengan akses air minum yang layak, 30% hunian dengan akses air minum perpipaan, peningkatan kapasitas sumber daya air nasional sekitar 2,3 miliar m3, dan pasokan air irigasi berkelanjutan dari waduk sekitar 355,8 ribu hektar. Pemerintah Indonesia juga terus berkomitmen untuk meningkatkan terwujudnya pengelolaan Sumber Daya Air berkelanjutan dari waktu ke waktu. Hal itu tentunya dapat menjadi contoh yang baik dan kongkrit bagi para peserta Forum WWF ke – 10 di Bali.
Pada Subtema keenam atau terakhir terkait dengan Pengetahuan dan Inovasi. Dalam hal ini penting bagi setiap negara dapat berinovasi dalam mengatasi segala permasalahan sumber daya air. Hal itu juga dapat menjadi cerminan bagi setiap negara didunia peduli dengan permasalahan air ini. Inovasi tersebut juga dapat menjadi contoh ataupun pilot project bagi negara – negara yang memerlukan inovasi dalam menyelesaikan masalah air di negaranya.
Pelaksanaan WWF ke-10 tentu akan menjadi momentum penting dalam menghasilkan berbagai kesepakatan dalam pengelolaan air global. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan tersebut.
)* Pemerhati Lingkungan Hidup