Oleh: Yowar Matulessy
Selama ini, keberadaan OPM memang sangat meresahkan banyak pihak, bukan hanya aparat keamanan saja, melainkan juga seluruh warga masyarakat sipil dari wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi itu.
Lantaran banyaknya aksi keji dan biadab yang telah OPM lakukan, maka sudah tentu terdapat kewajiban bagi seluruh pihak, utamanya aparat keamanan untuk menyelamatkan warga masyarakat sipil dari ancaman OPM, salah satunya dengan menjalankan operasi tempur, yang mana berbuah hasil manis dalam merebut kembali Distrik Homeyo.
Pasukan aparat keamanan dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dari Satuan Tugas (Satgas) Nanggala Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berhasil merebut Distrik Homeyo yang terletak di Kabupaen Intan Jaya, Papua.
Sebelumnya, OPM memang sempat menduduki lokasi tersebut selama tiga hari lamanya. Namun, berkat adanya operasi tempur dan bagaimana besar kekuatan aparat keamanan, menjadikan bangsa ini kembali menang dalam melawan gerakan separatisme.
Bukan hanya mampu merebut kembali Distrik Homeyo dari tangan gerombolan teroris itu, namun Satgas Nanggala Kopassus juga berhasil mengevakuasi warga masyarakat sipil di sana, termasuk melakukan evakuasi pada jenazah warga sekitar bernama Alexander Parapak.
Mengenai hal tersebut, Penglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Richard T.H. Tampubolon mengungkapkan bahwa operasi evakuasi di wilayah yang sempat terjajah oleh OPM tersebut merupakan sebuah kegiatan kemanusiaan demi mewujudkan situasi keamanan daerah agar senantiasa kondusif huna mendukung penuh dan menyukseskan seluruh proses percepatan pembangunan Papua oleh Pemerintah.
Sebagai informasi, bahwa para teroris OPM kerap melangsungkan aksi sangat brutal dan biadab dengan menembaki kompleks Kepolisian Sektor (Polsek) Distrik Homeyo, kemudian mereka membakar satu Sekolah Dasar (SD) Inpres serta membakar empat rumah masyarakat.
Untungnya, seluruh kelakuan keji dan sangat biadab tersebut tidak berlangsung lama karena hasil gerak cepat dan tepat dari aparat keamanan Pasukan Satgas Nanggala Kopassus untuk merebut kembali wilayah itu dari tangan OPM.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan karena sangat kuatmya seluruh personel dari pasukan gabungan aparat keamanan, menjadikan proses operasi tempur dan evakuasi di Distrik Homeyo berlangsung dengan sangat cepat, yakni hanya dalam waktu 20 menit saja.
Hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat, Satgas Nanggala Kopassus mampu berhasil kembali merebut dan menduduki Distrik Homeyo dari tangan musuh bangsa tersebut. Selain itu, karena sangat terlatihnya pasukan khusus bangsa tersebut, meski sempat terjadi aksi saling tembak dengan OPM namun ternyata tidak ada korban dari aparat, melainkan justru timbul korban dari gerombolan teroris itu.
Jelas sekali bahwa segala daya upaya untuk menumpas habis dan menindak sangat tegas adanya kelompok gerombolan pengganggu stabilitas bangsa menjadi sangat penting untuk terus terlaksana.
Hal tersebut lantaran jika Bumi Cenderawasih terus dalam kondisi yang stabil dan kondusivitas terjaga, maka bukan tidak mungkin akan semakin memperlancar pula upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat Orang Asli Papua (OAP) sendiri.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soesatyo mengingatkan betapa pentingnya kewaspadaan nasional terkait dengan bagaimana terjadinya dinamika keamanan di wilayah berjuluk Pulau Emas itu.
Bukan tanpa alasan, pasalnya dinamika di Papua jelas sangat berpengaruh pada kondisi bangsa Indonesia, lantaran wilayah tersebut merupakan kesatuan negeri secara integral dan tidak bisa terpisahkan lagi.
Terlebih, di Bumi Cenderawasih memiliki sangat melimpah sumber daya alam (SDA), sehingga penjagaan dengan baik menjadi sangat penting demi kesejahteraan masyarakat di sana serta kepentingan ekonomi domestik.
Seluruh pihak bisa menerapkan beberapa hal ini dalam rangka untuk terus merawat keberlangsungan Papua, yakni dengan merawat semangat kebangsaan sebagai sebuah proses untuk mawas diri, yang mana semuanya terwujud ke dalam bentuk komitmen kuat sebagai satu kesatuan bangsa yang hidup berdaulat dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Merauke.
Dengan kata lain, mengusir keberadaan siapapun yang berupaya untuk terus mengganggu stabilitas negara, terlebih mereka yang secara terang-terangan menjadi musuh bangsa seperti OPM merupakan hal yang pataut mendapatkan dukungan. Sehingga tidak mengherankan mengapa aparat keamanan menjalankan operasi tempurnya, yang mana dengan itu terbukti berhasil merebut kembali Distrik Homeyo dan menyelamatkan seluruh warga masyarakat sipil di sana.
*) Mahasiswa Papua Tinggal di Manado