Oleh: Markus Waromi )*
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) adalah kelompok separatis yang telah lama menuntut kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia. ULMWP secara aktif menggunakan taktik provokatif untuk mencapai tujuannya. Tindakan provokatif yang dilakukan oleh ULMWP telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, karena hal itu tidak hanya mengancam stabilitas keamanan, tetapi juga dapat memperburuk kondisi sosial dan politik di wilayah tersebut.
Masyarakat di Papua merasa terusik dengan provokasi yang dilakukan oleh ULMWP karena hal itu mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Sebagian besar masyarakat ingin hidup dalam kedamaian dan sejahtera, namun tindakan provokatif tersebut telah menghambat upaya mereka untuk mencapai hal tersebut.
Keamanan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap masyarakat untuk dapat hidup dengan tenteram. Namun, provokasi yang dilakukan oleh ULMWP telah mengganggu stabilitas keamanan di Papua, mengakibatkan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Gangguan keamanan ini tidak hanya berdampak pada tingkat individu, tetapi juga merugikan kepentingan bersama dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Dalam menghadapi provokasi ULMWP, penting bagi masyarakat Papua untuk tetap tenang dan bijaksana. Merespon dengan kekerasan atau tindakan provokatif lainnya hanya akan memperburuk situasi dan memperkuat narasi konflik.
Tokoh agama Papua, Pendeta Yones Wenda, mengimbau masyarakat Papua agar tidak terprovokasi oleh ajakan yang tidak bertanggung jawab dari kelompok tersebut. Masyarakat harus bersatu untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan menolak seluruh aksi yang dilakukan oleh ULMWP.
Tindakan provokatif yang dilakukan oleh ULMWP tidak hanya mengancam keamanan dan stabilitas di Papua, tetapi juga merusak upaya pembangunan dan perdamaian yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, masyarakat mengecam provokasi oleh ULMWP karena hal itu merugikan kepentingan bersama dan mengancam stabilitas keamanan di Papua. Tindakan provokatif tersebut tidak hanya mengganggu perdamaian dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga merugikan upaya pembangunan dan investasi di wilayah tersebut.
Anggota Kelompok Khusus DPR Papua, Yonas Nusi juga mengecam seluruh tindakan provokatif yang dilakukan ULMWP. Masyarakat harus sadar bahwa provokasi oleh ULMWP telah dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan yang merugikan Papua.
Pemerintah dengan dukungan dari masyarakat Papua yang menolak separatisme, telah berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayahnya. Langkah-langkah pencegahan dan penindakan terhadap kelompok-kelompok separatis, termasuk ULMWP, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Papua serta melindungi hak-hak dan kepentingan masyarakat di Papua yang mendukung persatuan Indonesia.
Penting untuk diakui bahwa Papua merupakan bagian integral dari Indonesia yang tidak dapat dipisahkan. Wilayah Papua, dengan keberagaman budaya dan kekayaan alamnya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kerangka bangsa Indonesia sejak masa kemerdekaannya. Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 diikuti dengan proses pengakuan kedaulatan yang menyeluruh, termasuk Papua, sebagai bagian dari wilayah negara yang berdaulat.
Lebih dari itu, Papua juga memiliki peran penting dalam kerangka kesatuan dan keberagaman Indonesia. Keanekaragaman budaya, bahasa, dan agama yang ada di Papua menjadi bagian dari kekayaan dan identitas nasional Indonesia. Keterlibatan masyarakat Papua dalam proses demokrasi, baik melalui pemilihan umum maupun partisipasi dalam lembaga-lembaga negara, juga menegaskan bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mengajak masyarakat untuk ikut bersama membangun Papua yang lebih baik. Pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk mendorong pemerataan pembangunan, agar masyarakat dapat hidup sejahtera.
Oleh karena itu, upaya-upaya separatisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti UMLWP tidak hanya bertentangan dengan hukum dan konstitusi Indonesia, tetapi juga bertentangan dengan kehendak dan aspirasi masyarakat Papua yang memilih untuk tetap bersatu dengan Indonesia. Penolakan terhadap separatisme tidak hanya merupakan sikap politik, tetapi juga merupakan wujud dari komitmen bersama untuk menjaga kedaulatan, persatuan, dan integritas bangsa Indonesia.
Sebagai negara demokratis, Indonesia senantiasa membuka ruang bagi semua warga negara, termasuk warga Papua, untuk berpartisipasi dalam proses politik dan pembangunan. Namun, upaya-upaya untuk memisahkan Papua dari Indonesia tidak akan diterima, karena hal itu bertentangan dengan prinsip dasar negara kesatuan yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Dukungan masyarakat terhadap pemerintah dalam upaya memberantas ULMWP dapat tercermin dari berbagai faktor, termasuk keinginan untuk mempertahankan integritas wilayah dan kedaulatan negara. Masyarakat menginginkan stabilitas, perdamaian, dan pembangunan di wilayah dapat terwujud dan dipercepat sehingga semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dengan demikian, penolakan terhadap ULMWP dan upaya-upaya separatisme mereka merupakan sikap yang diperlukan dalam menjaga kesatuan dan integritas bangsa Indonesia. Masyarakat menolak segala bentuk provokasi yang mengancam keamanan dan kesejahteraan mereka, dan bersama-sama dengan pemerintah, mereka berkomitmen untuk membangun Papua yang damai, sejahtera, dan inklusif dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
)* Penulis merupakan mahasiswa asal Papua