Bali – Aparat keamanan mulai dari Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) terus mengoptimalkan pengamanan Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Bali sejak 18-25 Mei 2024 mendatang.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta mengatakan TNI Angkatan Laut menyiagakan 7 kapal perang selama WWF ke-10 berlangsung.

Tujuh kapal perang tersebut terdiri atas dua fregat, satu korvet, satu kapal bantu rumah sakit (BRS), dan tiga kapal patroli cepat.

“Kemudian ada juga dua helikopter, searider, dan LCVP (landing craft vehicle personnel/sekoci pendarat amfibi),” terang Kadispenal.

Adapun TNI AL sendiri telah menyiapkan 1.060 prajurit untuk turut serta mengamankan WWF ke-10.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Bali, Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan mengungkap bahwa Polda Bali memasang sekitar 1.214 kamera Pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) di berbagai titik.

Dia menambahkan bahwa CCTV yang dipasang tersebut juga menerapkan teknologi mutakhir lantaran telah dilengkapi dengan fitur pengenal wajah (face recognition).

“Ribuan kamera pengawas itu sudah terkoneksi dengan Command Center ITDC Nusa Dua dan Command Center Polda Bali,” imbuhnya.

Tak hanya memasang dan menghubungkan CCTV, Polda Bali juga telah menyiapkan sejumlah strategi khusus untuk pengamanan event WWF ke-10. Salah satunya menggelar Operasi Tribrata Agung 2024.

“Kami juga terus berkoordinasi dan melaporkan setiap perkembangan situasi Kamtibmas Bali kepada Mabes Polri, serta bersinergi dalam pengamanan dengan Kodam/IX Udayana dan Pemprov Bali,” kata Kombes Jansen Panjaitan.

Lebih lanjut, Ia mengungkap bahwa Polda Bali akan menurunkan sekitar 5.791 personel untuk mengamankan dan menyukseskan Forum Air Sedunia. Ribuan personel tersebut berasal dari unsur BKO Mabes Polri hingga Polda-Polda terdekat seperti Jatim dan NTB.

Sementara itu, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Nanang Haryono mengungkapkan bahwa selain pulau Bali, terdapat 2 wilayah yang dilibatkan menjadi penyangga kegiatan WWF, yakni Jawa Timur dan NTB.

“Kami minta kerja sama para kepala instansi koordinasi intensif demi suksesnya agenda international yang sangat penting ini. Saya juga mengajak para kelompok sadar wisata [Pokdarwis]dan kelompok nelayan untuk membantu pengetatan pengamanan laut Selat Bali. Sebab hal itu menjadi gerbang penghubung Jawa Bali,” tutur Kombes Nanang.

Indonesia terpilih sebagai tuan rumah WWF ke-10 setelah dipilih oleh World Water Council pada WWF ke-9 di Dakar, Senegal.

Sementara itu, WWF ke-10 mengangkat tema “Water for Shared Prosperity”, dengan melihat kondisi global saat ini yang menghadapi tantangan ketersediaan air bersih di banyak negara.