Samarinda – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur mengusung konsep ramah lingkungan. Selain ramah lingkungan, IKN dibangun sebagai kota yang ramah terhadap individu.

Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri, dalam sebuah kesempatan diskusi daring dengan insan pers.

“Kita ingin membuat IKN itu tidak hanya ramah lingkungan, namun juga ramah terhadap diri sendiri. Ramah terhadap diri sendiri itu artinya kita harus membangun diri kita untuk menjadi lebih sehat,” ungkapnya.

Myrna menjelaskan, 80 persen mobilitas di IKN diprioritaskan menggunakan transportasi publik yang nyaman serta mobilitas aktif. Dengan masyarakat menggunakan transportasi publik, maka dapat mengendalikan pencemaran.

“Di IKN sudah ditetapkan bahwa ruang hijaunya 75 persen dan ini angka yang tertinggi untuk Indonesia. Kalau Anda melihat kota – kota di Indonesia sekitar 30 persen ruang hijaunya,” tambah Myrna.

Sementara itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengumumkan bahwa groundbreaking tahap keenam ini akan dilaksanakan pada akhir Mei 2024.

Pada bulan Juli mendatang, beberapa transportasi cerdas direncanakan akan diujicobakan di IKN.Diantaranya adalah kereta tanpa rel atau autonomous rail transit serta taksi terbang.

Deputi bidang transformasi hijau dan digital Otorita IKN, Prof. Muhammad Ali Berawi, menyebutkan, IKN akan mengadopsi sistem transportasi cerdas.

“Hal ini juga menjadi peluang besar untuk pengembangan teknologi dan inovasi dalam moda transportasi,” ungkapnya.

Disisi lain, Kepala Sub Direktorat Wilayah I Direktorat Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Sandhi Eko Bramono mengatakan bahwa di IKN akan ada pengelolaan air minum dan limbah domestik.

“Sistem penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah domestik serta persampahan di IKN, menggunakan smart water management sytem,” kata Sandhi.

Untuk diketahui, smart water management system akan menggunakan data terkini atau data secara real time, untuk memudahkan dalam mengukur kuantitas, kualitas, serta efisiensi penggunaan air.

Sistem tersebut juga dapat memudahkan pemantauan keamanan infrastruktur sumber daya air, penanganan risiko bencana alam yang berkaitan dengan air, seperti banjir dan kekeringan.

Pendekatan pengelolaan air terpadu yang menggabungkan pengelolaan penggunaan air, limpasan air hujan, dan pengolahan air limbah, dengan mengadopsi pendekatan terintegrasi antara sistem pengelolaan air secara tradisional.

Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi sumber daya secara keseluruhan dengan pertimbangan yang cermat dalam penggunaannya, dan juga kontribusinya dalam sistem ekologi dengan tetap menghormati batasan alam. Dengan demikian sangat jelas bahwa pembangunan IKN menggunakan konsep ramah lingkungan. [-red]