Oleh: Maria Tabuni
Seluruh masyarakat di Indonesia harus menjadi warga negara yang cerdas dan memiliki kemampuan literasi digital yang tinggi demi bisa menangkal seluruh upaya penyebaran provokasi dari pihak tidak bertanggung jawab soal investasi di Blok Wabu, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Tentunya kecerdasan dan literasi digital dalam hal ini menjadi salah satu skill yang sangat penting untuk masyarakat miliki. Terlebih, dalam era gempuran berbagai macam informasi dan kemajuan teknologi yang sangat signifikan seperti ini. Dengan demikian, maka mereka memiliki kemampuan secara mandiri untuk menangkal berita bohong dan narasi provokasi, termasuk terkait investasi Blok Wabu.
Pasalnya, jika masyarakat tidak memiliki kecerdasan dalam literasi digital, maka mereka akan dengan sangat mudah termakan atau terjerumus dan mempercayai apapun yang mereka peroleh dari internet, padahal ternyata narasi dan isu di media sosial tidak semuanya merupakan hal terpercaya. Terdapat kemungkinan bahwa yang mereka baca itu hanya merupakan buatan orang tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja melemparkan isu, salah satunya mengenai investasi Blok Wabu.
Dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas di ruang digital, menjadi sangat penting pemahaman mengenai empat pilar literasi digital. Keempat pilar itu mampu menjadi pedoman yang bisa memberikan banyak sekali dampak secara positif bagi masyarakat, terutama ketika sedang menjelajah di ruang digital atau media sosial.
Empat pilar itu yakni diantaranya adalah cakap, berbudaya, aman dan etis dalam bermedia digital. Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana menekankan bagaimana pentingnya terjadi peningkatan literasi digital kepada masyarakat tatkala mereka sedang memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi.
Adanya perkembangan teknologi, kemunikasi dan informasi serta bagaimana gencarnya pemerintah untuk terus memperkuat infrastruktur telekomunikasi, tentunya harus mampu diimbangi dengan literasi digital dari masyarakatnya.
Maka dari itu, sebenarnya dalam hal ini semua pihak penting untuk mendorong terus dan menekankan akan pentingnya pemahaman di dunia maya tersebut. Bukan hanya patut untuk muncul dari kesadaran masyarakat sendiri, diupayakan oleh pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah daerah (pemda) setempat memiliki peranan untuk mengatasinya.
Tatkala seluruh pihak telah berkolaborasi bersama dalam meningkatkan literasi digital, maka akan tercipta masyarakat yang semakin kritis ketika mereka berselancar di dunia maya. Ciri orang yang kritis dalam bermedia sosial adalah ketika dirinya tidak terlalu cepat atau gegabah dalam mengambil keputusan, melainkan perlu banyak pertimbangan terlebih dahulu. Sehingga begitu mendapatkan informasi, maka orang yang berpikiran kritis akan mencari sumber lagi dan menginginkan supaya informasi itu seobjektif mungkin.
Sementara itu, Koordinator Divisi Partnership Tular Nalar Mafindo, Erie Heriyah mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk terus berwaspada dengan produksi berita bohong atau hoaks yang terkemas sedemikian rupa sehingga menjadikan orang mudah untuk percaya. Masyarakat harus terus berhati-hati karena dampak dari seseorang yang telah termakan oleh hoaks adalah kemampuan bernalarnya akan menjadi terganggu.
Berbicara soal adanya hoaks dan provokasi, belakangan ini muncul di media sosial aksi orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan narasi sangat provokatif mengenai investasi Blok Wabu di Papua.
Salah satu contohnya yakni terdapat unggahan di media sosial yang menuding bahwa seolah-olah aparat keamanan telah merencanakan sebuah kejahatan agar terjadi konflik antara dua suku, yakni Moni dan Mee dengan tujuan supaya eksploitasi di Blok Wabu berjalan dengan maksimal.
Jelas sekali bahwa narasi demikian sama sekali tidak benar adanya dan hanya sekedar upaya isu provokatif dari pihak tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk menciptakan sebuah kegaduhan pada negeri ini.
Kenyataan di lapangan justru menunjukkan bahwa aparat keamanan, baik itu dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) ataupun Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus bersinergi demi mewujudkan keamanan dan kenyamanan serta kedamaian bagi segenap elemen warga orang asli Papua (OAP).
Perlidungan serta upaya untuk terus memberikan rasa aman bagi seluruh rakyat Bumi Cenderawasih dari gangguan apapun ataupun intimidasi kelompok lain serta kegaduhan di tengah warga dengan penegakan kamtibmas yang baik senantiasa aparat keamanan lakukan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman mengungkapkan bahwa kehadiran aparat keamanan di provinsi paling Timur Tanah Air itu untuk mempersiapkan seluruh sarana demi membantu masyarakat melalui kegiatan teritorial, mengingat memang masih banyak warga di sana yang membutuhkan uluran tangan dan bantuan.
Bahkan kepada seluruh personel, diwajibkan untuk menggunakan hati nurani dan pikiran jernihnya ketika sedang bertugas di Papua sehingga memastikan situasi di sana terus terkendali dengan stabil.
Dengan kata lain, sama sekali tidak ada upaya aparat keamanan untuk dengan sengaja merencanakan supaya terjadi konflik antara dua suku di sana sebagaimana narasi provokatif buatan orang tidak bertanggung jawab mengenai investasi Blok Wabu.
Untuk itu, sangat penting agar masyarakat bisa menjadi warga yang cerdas, utamanya ketika berselancar di media sosial dan dunia digital dengan menerapkan literasi digital yang benar agar mereka mampu menangkal segala bentuk dan jenis upaya provokasi termasuk soal investasi Blok Wabu yang belakangan beredar.
*) Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Kristen Krida Wacana