Jakarta – Akademisi Pemerhati Kepemiluan Rafih Sri Wulandari mengharapkan agar Pasca Pemilu, masyarakat terus menjalin persatuan.
“Masyarakat harus menyadari bahwa negara demokratis melegalkan suatu perbedaan yang harus dibawa ke hal positif,” kata Rafih saat berdialog dengan Radio Elshinta Jakarta (19/4).
Menurut Rafih, berbeda pilihan adalah hal yang wajar, tetapi masyarakat tidak boleh Baper [Bawa Perasaan-red], karena di dalam politik hanya ada kepentingan yang abadi.
“Masyarakat harus mudah meneyesuaikan diri dalam merajut kembali persatuan setelah pelaksanaan Pemilu”, jelasnya.
Dirinya menekankan bahwa bangs aini tentu juga memerlukan masyarakat yang kritis, namun sebagai masyarakat Indonesia, lanjutnya, kita tidak boleh terlalu sensitive dalam menghadapi isu-isu politik Pasca Pemilu.
“Hal yang paling penting adalah kita sebagai masyarakat janganlah berpolitik terlalu dramatis,” ungkap Rafih.
Etika politik menjadi pondasi dasar bangunan Nurani kenegarawan. Masyarakat diharapkan agar bijak dan saling menghormati perbedaan masing-masing dan kembali bersatu demi keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan nasional di Tanah Air ini.
“Jangan karena berbeda pilihan memutuskan ikatan persatuan,” tutur Rafih.
Dalam kesempatan tersebut, Rafih juga turut mengajak publik untuk mulai mempersiapkan diri menyongsong Pilkada. []