Oleh: Lewick Yoseph*

Kelompok Separatis dan Teroris (KST) menembak dua orang anak yang merupakan warga sipil di Papua. Tentunya dengan adanya kejadian penembakan oleh gerombolan separatis tersebut, menjadi satu dari sekian banyak bukti bahwa mereka memang merupakan kumpulan orang yang sangat kejam dan brutal.

Kekejaman dan kebrutalan KST Papua bahkan sama sekali tidak pandang bulu, mereka tidak segan untuk menyerang serta melukai siapapun hingga menghilangkan nyawa warga sipil bahkan meski itu adalah anak-anak.

Adanya aksi penembakan ini, semakin menambah rentetan daftar buruk yang KST Papua lakukan, tidak hanya sekedar aksi perusakan pada beberapa fasilitas umum saja, namun mereka juga kerap kali melancarkan serangan dan pembunuhan dengan menembak warga orang asli Papua (OAP) sendiri. Namun beruntungnya, Indonesia memiliki pasukan aparat keamanan yang kuat dan cepat tanggap dalam merespon seluruh kekejaman serta kebrutalan gerombolan teroris asal Bumi Cenderawasih itu.

Kejadian bermula ketika Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap satu orang atas nama Bui Wonda alias Bossman Wenda pada hari Senin, 8 April 2024 sekitar pukul 10:00 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Penangkapan pada Bui Wonda itu dalam rangka aparat keamanan menjalankan tugas penyelidikan mengenai senjata dan amunisi yang dimiliki oleh KST Papua. Kemudian pada siang harinya, yakni sekitar pukul 14:00 WIT, terdapat gerombolan separatis lain di wilayah Intan Jaya dari pimpinan Undius Kogoya yang berusaha untuk melakukan pembebasan pada Bossman Wenda.

Upaya pembebasan kepada salah satu anggota mereka yang tertangkap oleh aparat keamanan tersebut, dilakukan dengan cara melakukan penyerangan pada pos Bank Papua di Intan Jaya. Secara tiba-tiba terdengar suara rentetan tembakan dar arah bagian belakang pos Bank Papua.

Sontak, karena adanya aksi penembakan di sana, kemudian aparat keamanan dari Satgas Damai Cartenz berupaya untuk membalas aksi tembakan dari KST Papua tersebut dari Pos BPD dan juga dari pos tower ke arah suara tembakan awal itu berasal hingga sebanyak enam kali tembakan.

Akibat kejadian tersebut, Pos BPD kemudian mengalami kerusakan yang berat. Meski begitu, namun dengan kecakapan seluruh personel aparat keamanan, anggota Satgas Damai Cartenz sama sekali tidak ada yang terluka atau dalam keadaan aman. Akan tetapi, pada sekitar pukul 14:30 WIT terdapat sebuah informasi bahwa sebanyak dua orang warga sipil yang masih anak-anak terkena tembakan dari Kelompok Separatis dan Teroris Papua itu.

Mendengar adanya kabar tersebut, sontak Satgas Damai Cartenz kemudian langsung mendatangani tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan evakuasi kepada kedua korban tersebut untuk langsung dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat di Bilogai supaya mereka mendapatkan pertolongan medis.

Ketua Satuan Tugas Hubungan Masyarakat (Kasatgas Humas) Operasi Damai Cartenz, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bayu Suseno mengatakan bahwa pihaknya masih belum mengetahui dari mana tepatnya asal tembakan yang mengenai dua orang anak Papua itu.

Meski begitu, aparat keamanan menegaskan bahwa mereka terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui dari arah mana tembakan yang mengakibatkan kedua anak yang merupakan warga sipil itu bisa menjadi korban penembakan oleh KST Papua.

Lebih lanjut, Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan yang mengakibatkan pos Satgas menjadi rusak berat serta dua anak menjadi korban. Bukan hanya pengejatan, namun aparat keamanan juga akan terus melanjutkan penyelidikan mereka mengenai dugaan jaringan KST Papua yang saat ini tengah diamankan.

Sebagai informasi, identitas dari korban penembakan gerombolan teroris itu yakni Nando Duwitau yang merupakan anak berusia 12 tahun dinyatakan meninggal dunia. Serta terdapat lagi korban lain bernama Nopina Duwitau yang merupakan anak berusia 6 tahun mengalami luka tembak pada tangan sebelah kirinya.

Saat ini korban atas nama Nando Duwitau telah dibawa oleh pihak keluarga mereka ke Gereja Agape Kampung Wandoga untuk disemayamkan, sementara untuk korban bernama Nopina Duwitau masih berada di Puskesmas dan mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Sungguh perilaku kejam dan sangat brutal KST Papua tersebut bahkan tidak hanya mereka lakukan terhadap aparat keamanan saja, namun mirisnya mereka juga sama sekali tidak ragu untuk melancarkan aksi biadabnya pada masyarakat sipil, bahkan mirisnya lagi adalah terhadap anak-anak yang masih di bawah umur.

Dalam kurun waktu seminggu terakhir ini saja, telah terjadi penusukan oleh gerombolan yang bertentangan dengan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, yang merupakan dari kelompok pimpinan Elkius Kobak dan Yotam Bugiangge di Yahukimo dan juga mengakibatkan sebanyak dua orang warga sipil meninggal dunia.

Aparat keamanan menyampaikan duka yang sangat mendalam atas meninggalnya beberapa masyarakat sipil yang menjadi korban kekejaman dan kebrutalan KST Papua akibat serangan mereka yang sangat membabi buta hingga menyasar pada 2 orang anak itu. Kemudian aparat menegaskan akan terus memberikan dukungan pada para korban dengan segera menjalankan investigasi secara intensif dan melakukan penegakan hukum sangat tegas pada para pelaku.

*) Mahasiswa Papua tinggal di Bali