Oleh: Henly Wangko
Badan Intelijen Negara (BIN) mencegah penyebaran paham radikal melalui peran pemuda, salah satunya lewat pendidikan dan binaan dalam Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado. Pembangunan AMN Manado oleh BIN sendiri memang salah satunya bertujuan untuk mencegah agar para generasi muda penerus bangsa tidak terjerumus oleh ajaran atau paham radikal yang sangat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasalnya, biasanya para propagandis paham radikal terus berupaya merongrong NKRI dengan menyebarkan paham dan ajaran mereka dengan menyasar target para pemuda lantaran kebanyakan masih merupakan pribadi yang tengah mencari jati diri.
Sehingga dengan bergabungnya para generasi muda penerus bangsa itu dalam AMN Manado, maka mereka akan mendapatkan banyak bekal dan didikan supaya mereka memiliki rasa nasionalisme dan bela negara sangat tinggi sehingga dengan sangat mudah menangkal penyebaran radikalisme.
Keberadaan AMN di Manado mampu menjadi wadah pemersatu bagi seluruh mahasiswa dari semua pelosok negeri yang terdiri dari berbagai macam latar belakang suku bangsa, kebudayaan dan agama.
Dengan banyaknya latar belakang mahasiswa yang menghuni bangunan asrama tersebut dalam satu atap, maka menurut Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) Asrama Mahasiswa Nusantara di Manado itu menandai munculnya sebuah era baru mengenai Kebhinnekaan dalam bingkai NKRI yang berdasarkan dengan nilai-nilai falsafah dasar negara, yakni Pancasila dan juga Jundang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sangat penting adanya para pemuda sebagai representasi nyata semboyan Bhinneka Tunggal Ika di Tanah Air, pasalnya Indonesia sendiri memiliki sebanyak 714 suku yang saling berbeda, sehingga jika keberagaman tersebut mampu diolah dengan tepat, maka akan menjadi sebuah kekuatan sangat besar.
Namun sebaliknya, jika adanya keberadaan tersebut tidak berusaha untuk dipersatukan, maka justru yang ada hanyalah kehancuran dari sebuah negara lantaran masyarakat di dalamnya saling bermusuhan antar satu dengan yang lain.
Bukan hanya dibangun di Manado saja, namun AMN sendiri sebelumnya telah dibangun di Kota Pahlawan Surabaya, kemudian nantinya akan dilanjutkan di beberapa titik lain seperti Makassar, Bantul, Jakarta Selatan dan Malang.
Jelas sekali bahwa keberadaan gedung tempat bersatunya para mahasiswa dari seluruh pelosok negeri itu dapat semakin memperkuat hubungan antar anak bangsa serta menghilangkan potensi ancaman dari paham Terorisme, Radikalisme, Intoleransi dan Separatisme (TRIS) yang kerap kali terjadi di berbagai daerah.
Sementara itu, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Utara (Sulut), Steve Kepel menegaskan bahwa adanya AMN Manado menandakan bahwa memang maju atau tidaknya sektor pendidikan di negeri ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan juga merupakan tanggung jawab dari seluruh pihak termasuk swasta.
Maka dari itu, pembangunan AMN tersebut juga menggandeng banyak pihak untuk berkolaborasi bersama menyukseskannya. Gedung itu tidak hanya diperuntukkan sebagai pemajuan pada bidang pendidikan saja, namun juga mampu mencetak penerus generasi bangsa, khususnya dari kalangan mahasiswa untuk memiliki daya saing tinggi hingga kancah nasional bahkan global.
Keberadaan gedung yang berdiri di atas tanah hibah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara dengan luas 5 (lima) Hektare (ha) dan dilaksanakan oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah Sulawesi Utara itu tentu bukan sekedar menjadi tempat tinggal semata, namun juga sekaligus sebagai laboratorium sosil, intelektual dan kewirausahaan.
Dalam hal itu, pihak inisiator AMN Manado, yakni BIN bertekad untuk tidak hanya sekedar mencetak mahasiswa yang cerdas saja, namun juga mampu menjadi sosok yang berhasil dalam berbagai bidang selain akademik. Terlebih, pembangunan gedung itu menandakan tinggak keberhasilan yang sangat luar biasa dari bagaimana perjalanan pendidikan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara sampai detik ini.
Para penghuni gedung yang dibangun pada tanah seluas lima hektare itu yakni merupakan mahasiswa dari berbagai daerah dari ujung Timur Indonesia hingga ujung Barat, dari Papua, Aceh hingga berbagai macam wilayah lainnya dan bermacam suku, agama, ras dan budaya. Sehingga tentunya asrama tersebut mampu menjadi harmoni kehidupan yang bebas dari radikalisme dan separatisme.
Terjadinya beberapa fenomena yang melibatkan para generasi muda entah itu dari kalangan milenial dan Generasi Z yang terlibat dalam aksi radikalisme memang telah direncanakan oleh pihak tertentu untuk menanamkan benih terorisme kepada mereka.
Terdapat upaya untuk menjadikan para pemuda tersebut sehingga mereka memiliki pemikiran yang radikal dengan adanya beberapa dialog yang terselenggara oleh kelompok tertentu, yang mana dialog tersebut dikemas sedemikian rupa dan terkesan ilmiah sehingga mampu menggaet generasi muda penerus bangsa dengan mudah.
Untuk itu, karena penyebaran paham radikal terus gencar dilakukan oleh para propagandis kelompok radikal, sehingga sudah sepatutnya melakukan pencegahan agar paham tersebut tidak semakin merebak, terlebih pada kalangan pemuda. Salah satu upaya BIN yakni dengan mendirikan AMN Manado sebagai pusat pendidikan mahasiswa sekaligus asrama yang menyatukan seluruh mahasiswa dari pelosok negeri dalam satu atap.
*) Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Prisma Manado