Oleh: Andy Syahrul
Pilkada serentak 2024 telah berlangsung dengan aman, damai, dan lancar. Di berbagai daerah, proses demokrasi ini bukan hanya ajang pemilihan pemimpin, tetapi juga cerminan kedewasaan masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi.
Ketua Umum Poros Pemuda Indonesia, Muhlis Ali, mengapresiasi pencapaian ini, menyebut keberhasilan pilkada tidak lepas dari peran aktif seluruh elemen masyarakat. Mulai dari penyelenggara, pengawas, dan masyarakat bahu-membahu mengawal proses ini dengan penuh tanggung jawab, sehingga menciptakan atmosfer demokrasi yang damai.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami esensi demokrasi yang tidak hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi juga menjaga harmoni sosial. Dalam suasana seperti ini, penting bagi kita untuk terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan agar hasil positif dari pilkada tidak ternoda oleh konflik atau perpecahan.
Demokrasi sejati tidak hanya diukur dari proses pemilihan yang berjalan tertib, tetapi juga bagaimana masyarakat bersikap setelahnya. Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Lampung, Puji Raharjo mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan tidak terprovokasi isu-isu yang dapat memecah belah. Ia menekankan bahwa hasil resmi pilkada tetap menjadi kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan segala bentuk hasil cepat hanyalah gambaran awal. Menurutnya, proses demokrasi ini adalah hal biasa dalam mencari pemimpin sesuai kehendak rakyat, sehingga dia mengimbau masyarakat menunggu hasil resmi dengan tetap menjaga kondusivitas.
Setelah pilkada, bukan saatnya memperuncing perbedaan pilihan, namun sebaliknya. Inilah waktu untuk menyatukan kembali semangat kebersamaan yang sempat terpecah karena dinamika kampanye. Sejatinya, demokrasi adalah alat untuk menciptakan harmoni, bukan untuk memicu konflik.
Salah satu tantangan terbesar pasca pemilu adalah maraknya informasi yang tidak benar atau hoaks. Informasi semacam ini sering kali menjadi pemantik konflik di masyarakat. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, KM. Rusli Rahman, mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan pasca pilkada. KM. Rusli mengatakan meskipun saat pemilu berbeda pilihan, masyarakat harusnya bersatu kembali, menjalani aktivitas seperti biasa, dan menghindari hoaks.
KM. Rusli Rahman juga menekankan pentingnya tabayyun atau memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Langkah ini sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman yang bisa memicu konflik. Kesadaran untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara yang ingin menjaga persatuan.
Keberhasilan pilkada serentak 2024 tidak lepas dari komitmen pemerintah dalam memastikan semua tahapan berjalan sesuai peraturan. Aparat keamanan, penyelenggara pemilu, dan berbagai institusi lainnya telah bekerja keras untuk menjaga netralitas dan keamanan. Namun, keberhasilan ini juga membutuhkan peran aktif masyarakat.
Masyarakat yang ikut serta dalam menjaga kedamaian telah menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia semakin matang. Partisipasi aktif, seperti melaporkan pelanggaran dan mengawal proses pemilu, menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya menjaga demokrasi yang sehat.
Ke depan, Indonesia harus terus memupuk semangat persatuan. Pilkada bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari proses baru untuk membangun bangsa. Perbedaan pilihan dalam pemilu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menciptakan jurang pemisah di antara masyarakat. Justru, perbedaan ini harus dilihat sebagai kekayaan demokrasi yang harus dijaga dan dihormati.
Sebagai bangsa besar dengan beragam latar belakang, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga harmoni. Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak untuk tidak hanya fokus pada kemenangan politik, tetapi juga pada upaya membangun kerukunan. Seperti yang disampaikan Muhlis Ali, keberhasilan demokrasi Indonesia adalah buah dari kerja keras bersama semua elemen masyarakat.
Pilkada serentak 2024 adalah bukti bahwa Indonesia mampu menjalankan proses demokrasi dengan aman dan damai. Namun, tugas kita tidak berhenti di sini. Persatuan dan kesatuan harus terus dijaga, tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan bangsa.
Marilah kita semua, tanpa memandang latar belakang atau pilihan politik, bersama-sama menjaga kedamaian dan keharmonisan. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran untuk tidak mudah terprovokasi, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih kuat, bersatu, dan sejahtera.
Keberhasilan demokrasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau penyelenggara pemilu, tetapi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Dengan menjaga persatuan, kita tidak hanya mencerminkan kedewasaan dalam berdemokrasi, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi mendatang.
)* Penulis merupakan alumni Mahasiswa Ilmu Politik asal Makassar