OLEH : SAFIRA TRI NINGSIH )*

Dalam menghadapi dua momen penting, yakni Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai sengketa pemilihan umum (Pemilu) dan perayaan Idul Fitri 1445 H, sinergitas seluruh elemen masyarakat merupakan kunci kesuksesan momentum tersebut.

Sidang MK memerlukan atmosfer yang kondusif untuk memastikan keputusan yang adil dalam proses hukum negara, sementara menjelang Idul Fitri, semangat saling menghormati dan toleransi antarwarga negara menjadi kunci menjaga kedamaian dan kebersamaan dalam masyarakat.

Kolaborasi yang harus dilakukan mencakup usaha untuk memelihara keteraturan, memprioritaskan percakapan yang konstruktif dan komunikasi yang efektif, serta meningkatkan pemahaman akan pentingnya memelihara keharmonisan sosial dalam menghadapi perbedaan pandangan di antara anggota masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia (Kamri) Makassar, Marlo, yang menekankan pentingnya sikap tenang, menjauhi provokasi, serta menjaga situasi aman dan damai selama proses sidang MK.

Dengan kolaborasi yang solid dari semua pihak, diharapkan sidang MK dapat berlangsung dengan lancar, menghasilkan keputusan yang dapat diterima oleh seluruh pihak. Di samping itu, semangat solidaritas dan sikap toleransi menjelang perayaan Idul Fitri akan meneguhkan hubungan sosial di antara warga negara, menyebabkan suasana damai dan kebersamaan dalam masyarakat.

Sidang MK tidak hanya merupakan rutinitas hukum belaka. Hasil keputusannya akan memiliki dampak yang besar bagi kehidupan bersama dalam negara ini. Karena itulah, kerjasama antara pemerintah, lembaga hukum, masyarakat sipil, dan semua pihak yang terlibat menjadi sangat penting.

Momentum menunggu hasil Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) dan menjelang perayaan Idul Fitri membutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas, ketertiban, serta keharmonisan.

Dalam situasi di mana perbedaan pendapat politik dan sosial mungkin muncul, kerja sama dari semua pihak diperlukan untuk memelihara rasa persatuan dan menghindari terjadinya konflik yang dapat mengganggu ketenangan. Kerja sama ini tidak hanya penting dalam menjaga kondisi yang kondusif, tetapi juga merupakan wujud dari semangat bersama dan persatuan dalam menghadapi keberagaman.

Kapolres Sekadau AKBP I Nyoman Sudama, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) selama bulan suci Ramadan. Kapolres Sekadau juga menekankan pentingnya menjaga Kamtibmas, terutama bagi para pemuda, untuk menghindari aktivitas yang mengganggu jalannya ibadah. Masyarakat juga diminta untuk bertoleransi antar umat beragama, saling menghormati, dan tidak mengganggu pelaksanaan ibadah.

Pemerintah, kepolisian, dan aparat keamanan perlu meningkatkan tingkat kewaspadaan dan pengamanan selama proses sidang MK dan menjelang perayaan Idul Fitri. Tindakan preventif dan responsif harus ditingkatkan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan.

Kapolres Metro Jakarta Pusat memastikan bahwa pengamanan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) selama sidang perdana sengketa Pilpres 2024 terjaga dengan baik dan terkendali. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar jalannya sidang berlangsung dengan khidmat tanpa terjadi unjuk rasa.

Tindakan serupa juga dilakukan oleh Polres Prabumulih dengan menggelar kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) guna mengantisipasi gangguan Kamtibmas selama bulan suci Ramadan 1445H. Kapolres Prabumulih, AKBP Endro Aribowo, S.I.K., menjelaskan bahwa pihaknya melakukan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) untuk mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas, seperti tindak pidana 3C, peredaran narkoba, senjata api, senjata tajam, dan penyakit masyarakat lainnya selama bulan suci Ramadan.

Segala upaya konkret terus dilakukan oleh setiap pihak untuk mendukung penciptaan kondisi yang kondusif. Upaya tersebut meliputi peningkatan pengawasan keamanan, penyediaan ruang bagi dialog dan mediasi, hingga penyebaran nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat.

Pemkot Bandung mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat menjelang Idul Fitri 2024. Imbauan tersebut menekankan pentingnya menjaga situasi kondusif selama Ramadan, menjelang hingga pasca Idul Fitri 2024.

Salah satu pesan dalam imbauan adalah agar warga tidak memberikan uang kepada pengemis, tidak menggelar sahur di jalan (SOTR), dan tidak membakar mercon. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung, Bambang Sukardi, menyampaikan imbauan tersebut sebagai upaya untuk menjaga ketertiban umum dan ketentraman kota.

Polda Kalbar juga mengadakan patroli malam sebagai bagian dari Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) untuk mencegah gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Patroli ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perasaan aman dan nyaman kepada masyarakat selama bulan Ramadan dan menjelang perayaan Idul Fitri.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombespol Raden Petit Wijaya, S.I.K.,M.M, menjelaskan bahwa patroli malam dipimpin oleh Kasatgas Tindak Operasi Pekat Kapuas 2024 Polda Kalbar, Kompol Syahirul Awab S.Sos, SIK. Patroli tersebut melibatkan anggota Reskrim dan Sabhara yang menyisir berbagai lokasi yang dianggap rawan terjadinya gangguan Kamtibmas.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjaga dengan baik menjelang Idul Fitri, menciptakan suasana yang kondusif bagi perayaan umat Islam dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.

Sinergi antarpihak dalam menjaga kondusivitas selama sidang MK dan menjelang Idul Fitri 1445 H adalah langkah yang tak hanya penting, tetapi juga mendesak bagi keberlangsungan kedamaian dan persatuan bangsa. Dengan bersinergi, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih kuat dan meraih kemajuan yang berkelanjutan bagi Indonesia yang kita cintai.

)* Penulis adalah kontributor Daris Pustaka