Papua, sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya, memerlukan perhatian dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Dalam konteks ini, kolaborasi antara tokoh agama dan organisasi masyarakat (ormas) memiliki peran yang sangat penting dalam mengangkat potensi dan mendukung pembangunan Papua.

Kolaborasi antara tokoh agama dan organisasi masyarakat (Ormas) menjadi kunci dalam mengangkat potensi dan mempercepat pembangunan di Papua. Dalam berbagai acara, seperti Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIV se-Tanah Papua, tokoh-tokoh penting dan para pemimpin daerah menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan persaudaraan. Semangat ini tidak hanya memperkuat iman dan persatuan di kalangan umat Kristiani, tetapi juga mendorong kerja sama lintas sektor untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung, saat mengikuti acara penutupan Pesparawi XIV se-Tanah Papua tingkat Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya di Aimas Convention Center (ACC) Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, menegaskan momentum Pesparawi XIV harus dijadikan modal untuk membangun Tanah Papua yang damai, sejahtera, dan makmur melalui peningkatan toleransi dan persatuan antarumat beragama.

Jeane Marie sangat mendukung kegiatan gerejawi ini sebagai wadah untuk mempersaksikan kemuliaan Tuhan melalui lantunan lagu rohani yang indah dan penuh makna. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat iman dan mempererat persaudaraan untuk membangun Tanah Papua menjadi lebih baik ke depan serta harus menjadi modal semangat kebersamaan untuk membangun Papua.

Semangat persatuan dan persaudaraan ini menjadi modal penting untuk membangun Tanah Papua yang damai, sejahtera, dan makmur. Pemerintah pun berharap agar umat Kristiani menjaga kesatuan bangsa dengan sikap saling menghormati, menghargai perbedaan untuk bersama menjaga perdamaian dan toleransi di Tanah Papua.

Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Barat, Ali Baham Temongmere,  memberikan apresiasi kepada panitia atas terselenggaranya Pesparawi ini. Selama ajang gerejawi berlangsung, pihaknya menyaksikan berbagai penampilan menarik dan patut diberi apresiasi. Momentum Pesparawi XIV ini akan berakhir, namun semangat kebersamaan dan persaudaraan harus terus dipupuk agar bertumbuh dan berkembang menjadi satu warisan nilai positif dalam rangka membangun Tanah Papua.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan bahwa pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Papua Barat memerlukan kolaborasi antara pemerintah daerah dan sektor swasta. Tidak bisa hanya pemerintah sendiri, tapi butuh dukungan dari sektor swasta supaya bersama-sama menggerakkan roda ekonomi.

Menurutnya, pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan memiliki peran penting merumuskan regulasi dalam menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan kondusif bagi seluruh pelaku usaha di Papua Barat. Ekosistem bisnis inklusif tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi berdampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat yang relevan dengan upaya pemerintah mendorong percepatan pembangunan kesejahteraan. Hubungan kemitraan pemerintah dan dunia usaha menjadi faktor penting mengakselerasi program pembangunan perekonomian di Papua Barat yang mengedepankan prinsip keadilan.

Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Yacob Fonataba, mengakui bahwa kemampuan APBD provinsi setelah adanya pemekaran daerah otonom baru Papua Barat Daya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Oleh sebab itu, pemerintah daerah membutuhkan dukungan dan peran aktif dari sektor swasta dalam mengoptimalkan pengembangan potensi perekonomian pada sektor pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, termasuk UMKM.

Dalam sambutan Penjabat (Pj.) Gubernur Papua Tengah yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Ausilius You berharap Ormas dapat membantu pembangunan di daerah baik dalam perencanaan pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang maupun sebagai partisipan pembangunan melalui usulan dan karya yang dilakukan.

Menurut Ausilius, Ormas merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, diharapkan dapat melestarikan dan memelihara norma, etika, serta menjaga serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penting untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan tidak menyimpang, dengan perlunya pengawasan ketat untuk mencegah munculnya ormas yang keluar dari jalur.

Tokoh agama dan Ormas senantiasa hadir serta memberikan kontribusi besar dalam pembangunan serta menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Perkembangan jumlah Ormas yang cukup besar tersebut tentunya harus diimbangi dengan peningkatan peran dan fungsi Ormas dalam pembangunan. Dalam menghadapi tantangan dan ancaman dari dalam, Ormas memiliki peran penting dalam meminimalisir dampak dari persoalan-persoalan serta potensi gerakan-gerakan oknum yang mengganggu stabilitas nasional.

Ormas dituntut untuk terus meningkatkan kualitas lembaga, termasuk administrasi, anggota, dan SDM, serta program kegiatan. Mereka juga diharapkan memberikan kontrol dan masukan kepada pemerintah, dengan menjalin komunikasi dua arah antara ormas, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah untuk menyampaikan aspirasi demi pembangunan di daerah.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Makassar