Oleh : Saby Kossay )*
Aparat keamanan mulai dari TNI, Polri, hingga Badan Intelijen Negara terus berkomitmen untuk memberantas gerombolan separatis di Papua. Tindakan tegas aparat keamanan pada pergerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bertujuan untuk mendatangkan kedamaian di daerah berjuluk Bumi Cenderawasih itu jelas patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.
Pasalnya, tanpa mengenal kata lelah, aparat keamanan terus menindak tegas apapun dan bagaimanapun ulah OPM yang selama ini kerap kali menebarkan ancaman serta teror di Tanah Papua.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan ancaman hingga teror tersebut juga seringkali menyasar kepada masyarakat warga sipil orang asli Papua (OAP) sehingga menjadikan warga yang sebenarnya tidak bersalah harus menjadi korban bahkan kehilangan nyawa mereka.
Setelah adanya aksi dari OPM yang menembak warga sipil, kemudian aparat keamanan dari pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus melakukan pengejaran kepada gerombolan separatis tersebut.
Sebagaimana informasi, bahwa pelaku penembakan hingga pembakaran warga yakni berasal dari kelompok Organisasi Papua Merdeka pimpinan Undius Kogoya, yang mana mereka telah melarikan diri dari lokasi kejadian di wilayah Distrik Paniai Timur menuju ke Distrik Bibida.
Meski sudah melarikan diri, namun operasi pengejaran tidak serta-merta berhenti begitu saja. Aparat keamanan terus bergerak hingga berhasil merebut wilayah Distrik Bibida yang selama ini menjadi daerah kekuasaan OPM untuk terus mengganggu keamanan setra kondusivitas masyarakat setempat.
Dalam menghadapi adanya beragam gangguan dari Organisasi Papua Merdeka itu, para tokoh masyarakat yang mewakili suara warga Bibida kemudian menyampaikan dukungan penuh mereka pada operasi pengejaran dan penindakan tegas OPM.
Pada hari Senin 17 Juni 2024, Panglima Komando Gabungan Wilayah (Kogabwilhan) III, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Richard Tampubolon kemudian memerintahkan Koops Habema beserta Dankolakops serta Komandan Pasukan Nanggala Kopassus untuk melanjutkan operasi pengejaran.
Alhasil, operasi tersebut membuahkan hasil yang manis dan aparat keamanan berhasil menembak 2 orang OPM, yang mana salah satunya dengan identitas yang telah terkonfirmasi, yakni Danis Murib. Danis Murib sendiri merupakan seorang desertir TNI yang terakhir dirinya berpangkat Prajurit Dua (Prada) anggota Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 527/Baladibya Yudha Kodam V/Brawijaya yang tengah melaksanakan tugas operasi militer di Papua.
Adanya keberhasilan aparat keamanan menembak Danis Murib sendiri merupakan sebuah bukti nyata akan bagaimana profesionalisme prajurit dalam menegakkan hukum seadil-adilnya dan setegas-tegasnya di Indonesia, khususnya bagi siapapun yang memiliki afiliasi dengan OPM.
Selain itu, menurut Panglima Kogabwilhan III Letjen TNI Richard Tampubolon bahwa keberhasilan operasi pengejaran serta tindak tegas tersebut juga menambah deretan nama tokoh Organisasi Papua Merdeka yang telah mati dan mengurangi kekuatan personel mereka.
Sementara itu, seluruh warga di Dsirtik Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah mendukung penuh bagaimana langkah tindak tegas aparat keamanan dalam menumpas Organisasi Papua Merdeka usai menembak mati sopir angkot selaku masyarakat sipil di sana.
Komandan Satgas Media Koops Habema, Letnan Kolonel (Letkol) Arh Yogi Nugroho mengatakan bahwa para tokoh masyarakat menyampaikan bagaimana keberpihakan mereka para aparat keamanan dalam mendukung kesuksesan operasi penindakan OPM.
Tanpa terkecuali, seluruh masyarakat di Papua sama sekali tidak ada yang menerima kehadiran gerombolan teroris musuh negara itu di wilayah mereka, termasuk di Bibida. Terlebih, bagaimana aksi OPM selama ini yang terus menyebarkan teror dengan merampas hasil pertanian dan menembak mati warga sipil.
Lantaran selama ini terus mendapatkan berbagai macam tindakan yang tidak berprikemanusiaan oleh OPM yang sering dan sangat nyata mengintimidasi warga masyarakat, menjadi mereka sejatinya sangat menginginkan dan berharap supaya daerahnya dalam kondisi yang aman dari segala bentuk ancaman serta gangguan separatisme.
Oleh karena itu, kemudian aparat keamanan langsung bertindak dengan mengambil alih Distrik Bibida yang selama ini OPM kuasai. Aparat keamanan pasukan gabungan berhasil merebut wilayah itu.
Di sisi lain, Pengamat Militer Anton Aliabbas memberikan apresiasi yang sangat tinggi pada bagaimana sikap tegas dari aparat keamanan tatkala merespon seluruh aksi Organisasi Papua Merdeka.
Sejauh ini, aparat keamanan sudah melancarkan sebuah langkah maju, termasuk juga pemerintah dalam menangani kasus kekerasan bersenjata api yang seringkali terjadi di Tanah Papua.
Terlebih, memang bagaimana tingkah laku gerombolan tersebut penuh dengan tindak separatisme yang sangat nyata. Teror dan tindakan pembunuhan selama ini terus mereka gencarkan terhadap masyarakat serta termasuk aparat keamanan sendiri.
Bahkan, para anggota OPM itu juga melakukan pemerkosaan kepada guru dan tenaga kerja di sana. Sehingga tindakan seperti itu tentu harus mendapatkan tindak tegas dari aparat keamanan selaku penegak hukum yang berwenang di Indonesia supaya jangan sampai hal serupa terjadi kembali.
Apresiasi sangat tinggi datang dari banyak pihak, utamanya tokoh masyarakat dan warga orang asli Papua (OAP) sendiri lantaran bagaimana komitmen sangat kuat dari aparat keamanan untuk menindak tegas OPM demi menjamin dan mewujudkan kedamaian di Bumi Cenderawasih.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta